Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) memperkuat upaya hilirisasi riset dengan mendanai sebanyak 794 proposal hilirisasi riset di berbagai bidang, dengan nilai total Rp177 miliar melalui Program Hilirisasi Riset Prioritas (Hiliriset) 2025.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto melalui keterangan di Jakarta, Kamis menegaskan salah satu agenda strategis dalam Astacita Presiden dan Wakil Presiden RI adalah memperkuat hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri, membuka lapangan kerja, dan memperkokoh kemandirian bangsa.
"Banyak inovasi berhenti di meja laboratorium karena tidak menemukan jalannya ke pasar. Dalam proses hilirisasi hasil riset, kita perlu aktivitas kolaboratif yang melibatkan para ahli lintas keilmuan," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Menteri Brian, pihaknya merangkum pendanaan ini dalam Program Hiliriset 2025 sebagai upaya membangun ekosistem inovasi terintegrasi yang berdampak melalui kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, dan industri.
Melalui program ini, ia berharap Hiliriset dapat menghasilkan komersialisasi produk inovatif dan memberikan solusi bagi permasalahan di masyarakat.
"Di sinilah peran penting program Hiliriset, yakni sebagai jembatan yang menghubungkan hasil penelitian dengan kebutuhan masyarakat dan industri," ucap Brian Yuliarto.
Sementara itu, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kemdiktisaintek Fauzan Adziman memberikan paparan mengenai arah kebijakan hilirisasi riset yang mendorong semakin banyaknya hasil riset yang dapat dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat.
Menurut dia, hasil-hasil riset perguruan tinggi perlu didorong untuk melewati tantangan proses hilirisasi dan dalam memenuhi kebutuhan industri.
Sehingga, melalui program ini diharapkan transfer teknologi dapat terjadi dan berujung pada terjadinya sinergi peneliti dengan industri dan komersialisasi produk bersama mitra industri.
"Kita mencoba membangun ekosistem riset dari yang paling dasar: ekosistem perguruan tinggi. Tujuan akhirnya adalah untuk dapat menyelesaikan masalah yang dialami oleh masyarakat," ucap Fauzan Adziman.
Diketahui, Program Hiliriset 2025 ini turut melibatkan sebanyak 79 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 72 Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Di samping itu, terdapat sejumlah 420 mitra industri yang bekerja sama dalam program ini.
Fokus riset paling dominan berada pada sektor strategis, terutama elektronik dan digital, diikuti makanan dan minuman, serta agrikultur berbasis komoditas perkebunan. Hal ini mencerminkan arah penguatan riset yang relevan dengan kebutuhan industri nasional.
Program ini sekaligus menandai komitmen bersama pemerintah, perguruan tinggi, dan industri dalam mengakselerasi transformasi inovasi menuju Indonesia Emas 2045.

