Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut kolintang sebagai alat diplomasi budaya strategis yang bisa membantu mempererat hubungan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia.
Dia mengatakan bahwa alat musik tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara, tersebut sudah diakui sebagai warisan budaya takbenda dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Pengakuan tersebut diberikan melalui mekanisme ekstensi bersama alat musik balafon dari Pantai Gading, Mali, dan Burkina Faso dalam sidang ke-19 Komite Antar-Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Paraguay pada 5 Desember 2024.
"Kolintang kini menjadi alat diplomasi budaya yang strategis. Melalui kekuatan soft power ini, kolintang menjadi medium penting untuk memperkuat hubungan antarnegara dan memperluas pengaruh positif Indonesia di tingkat global," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Minggu.
Saat menghadiri acara peluncuran karya musik yang memadukan musik kolintang dan balafon di Jakarta, Sabtu (28/6), Fadli menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam upaya pemajuan dan pelestarian kebudayaan.
"Kolintang dari Asia Tenggara dan balafon dari Afrika Barat kini bersatu, tidak hanya dalam nada, tetapi juga dalam catatan sejarah dan pengakuan internasional. Ini adalah bukti bahwa musik mampu menjadi bahasa universal yang mempererat persahabatan antarbangsa," katanya
Dia mengapresiasi kolaborasi Persatuan Insan Kolintang Nasional Indonesia (PINKAN) dengan penyanyi Ita Purnamasari dalam pembuatan lagu "Oh Minahasa" serta kolaborasi mereka dengan pemain balafon Neo Akbar dalam menghadirkan lagu "Haiti."
"Ini adalah bentuk kolaborasi lintas budaya yang sangat penting, terlebih lagi menggunakan instrumen musik tradisional yang baru-baru ini, tepatnya sekitar tujuh bulan lalu, telah diinskripsi sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO," katanya.
Dia juga mengemukakan bahwa sebagai bangsa yang memiliki kekayaan budaya luar biasa, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk terus menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan warisan budayanya.
Acara peluncuran lagu "Oh Minahasa" dan "Haiti" ditandai dengan pemutaran video musik serta penampilan para musisi membawakan lagu tersebut.
Menteri Kebudayaan dalam acara itu juga tampil membawakan lagu "O Ina Ni Keke" dengan iringan musik kolintang dan balafon.
Ketua Umum PINKAN Indonesia Penny Iriana Marsetio mengatakan bahwa peluncuran lagu "Oh Minahasa" dan "Haiti" merupakan bentuk penunaian janji kepada Menteri Kebudayaan setelah UNESCO mengakui kolintang sebagai warisan budaya dunia.
Dia berharap alat musik kolintang dan balafon bisa lestari di Indonesia maupun dunia. "Kami akan terus berupaya melestarikan kolintang," katanya.