Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas Perumahan Hashim S. Djojohadikusumo menegaskan pembangunan perumahan sosial bukan sekadar menjawab kebutuhan hunian layak, melainkan juga strategi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara signifikan.
Dalam pencanangan pra kerja sama dalam Program Pembangunan 3 Juta Rumah di Indonesia di Jakarta, Rabu, Hashim mengungkapkan program perumahan sosial mampu memberikan dampak ekonomi besar, terutama melalui penciptaan jutaan unit apartemen dan rumah pedesaan yang diproyeksikan mendongkrak laju pertumbuhan hingga 2,5 persen per tahun.
"Kita sudah hitung, dengan program 3 jutaan lebih apartemen dan rumah-rumah di pedesaan ini bisa mendongkrak, bisa menambah laju ekonomi nasional sampai 1, 1,5 sampai 2,5 persen per tahun. Saya kira dengan perumahan, kita bisa mencapai dan bisa melampaui target 8 persen laju ekonomi yang kita harapkan selama ini," kata Hashim.
Dengan langkah strategis ini, Hashim optimistis target pertumbuhan ekonomi nasional mencapai bahkan melampaui delapan persen dapat terealisasi, sejalan dengan visi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Ini adalah salah satu program andalan dari program pemerintah Prabowo-Gibran, adalah perumahan," ujarnya.
Selain itu, pembangunan perumahan akan membawa perubahan nyata terhadap kualitas hidup generasi muda, khususnya generasi milenial dan Z yang selama ini kesulitan memiliki rumah layak dengan harga terjangkau.
Menurut Hashim, proyek perumahan sosial bukan hanya menjawab kebutuhan dasar, tetapi juga menciptakan ekosistem pembangunan berkelanjutan yang memberi harapan baru bagi puluhan juta keluarga tanpa akses hunian layak.
Ia menegaskan, kehadiran hunian strategis dekat transportasi massal seperti Moda Raya Terpadu (MRT) dan kereta api akan meningkatkan efisiensi hidup masyarakat, mengurangi waktu tempuh, sekaligus memperbaiki kualitas kehidupan sehari-hari.
Hashim menekankan bahwa program ini menjadi salah satu instrumen utama dalam upaya pemerintah mewujudkan Indonesia terang, Indonesia penuh harapan, melalui perumahan sosial yang berdampak luas pada ekonomi dan sosial.
"Maka, saya katakan tadi Indonesia bukan Indonesia gelap, Indonesia adalah Indonesia terang, dan salah satu program untuk membuat Indonesia terang adalah program perumahan sosial, dan kita mulai hari ini," kata Hashim.
Pada kegiatan itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) berkolaborasi dengan investor asal Qatar, Al Qilaa International Group (Al Qilaa) membangun hunian vertikal guna mewujudkan 3 juta rumah untuk masyarakat.
Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin menyatakan kolaborasi itu merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan aset lahan KAI melalui konsep Transit Oriented Development (TOD).
Rencananya kolaborasi strategis antara kedua pihak, dengan tahap awal pembangunan 50.000 unit hunian yang direncanakan berdiri di atas lahan milik PT KAI, sebagai bagian dari kawasan Transit Oriented Development (TOD).
Tahap awal itu akan dibangun di kawasan Kampung Bandan, Kemayoran, Provinsi DKI Jakarta, sebagai komitmen bersama untuk mendukung pembangunan nasional serta memperkuat hubungan investasi antara Indonesia dan Qatar.
Proyek itu akan menghadirkan hunian vertikal berupa smart towers, yang mengintegrasikan konsep hunian modern dengan fasilitas pendukung seperti sekolah, taman bermain, ruang komunal, serta sistem hunian pintar untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

