Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menegaskan lembaga yang dipimpinnya siap mendukung penuh penyelenggaraan kegiatan persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN).
Hal itu ditegaskan meski BMKG bukan termasuk dalam daftar lembaga yang ikut pindah ke IKN di Kalimantan Timur.
"Kami siap mendukung, membantu, bergotong-royong bersama Otorita Ibu Kota Nusantara untuk membangun IKN. Utamanya dalam hal mempersiapkan data dan informasi dalam pembangunan infrastruktur di IKN, mitigasi potensi bencana alam, dan berbagai kegiatan berkenaan dengan penyelenggaraan meteorologi, klimatologi, dan geofisika," ungkap Dwikorita dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu.
Di sela-sela Kunjungan Kerja bersama Komisi V DPR-RI ke Kalimantan Timur, Dwikorita memaparkan Kalimantan sendiri merupakan pulau yang memiliki faktor kegempaan relatif lebih kecil dibandingkan pulau lainnya di Indonesia.
Kalimantan, kata dia, tidak berada di Zona Megathrust atau zona tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Sehingga, apabila terjadi gempa, maka Pulau Kalimantan tidak terlalu banyak terkena dampak.
Baca juga: BMKG ingatkan waspada potensi hujan lebat beberapa provinsi
Berdasarkan sejarah kegempaan, lanjut Dwikorita, BMKG mencatat Pulau Kalimantan relatif tidak banyak terjadi gempa bumi yang menimbulkan kerusakan berat hingga korban dalam jumlah banyak. Namun, Dwikorita menegaskan, bahwa bukan berarti tidak ada gempa di sana.
"Kami akan memperkuat sistem peringatan dini gempa bumi di Pulau Kalimantan dengan menambah jumlah sensor accelerograph dan intensity meter," ujar dia menambahkan.
Accelerograph adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mencatat atau merekam getaran kuat (percepatan) gempa bumi terhadap waktu sedangkan Intensity Meter berfungsi untuk mendeteksi guncangan pada suatu peralatan tertentu akibat gempa bumi, bukan mengukur kekuatan gempa bumi.
Dukungan lainnya, tambahnya, BMKG juga akan turut mengawal visi Presiden Jokowi untuk menjadikan IKN sebagai kota yang inklusif, kota yang hijau, kota yang cerdas, dan kota yang berkelanjutan. Hal ini menurut Dwikorita, sangat erat kaitannya dengan isu perubahan iklim dan komitmen Indonesia dalam menangani perubahan iklim tersebut.
Ia menyebutkan bahwa Indonesia di sejumlah forum internasional menunjukkan ketegasan ambisi dan komitmen dalam berkontribusi pada pengendalian perubahan iklim dengan menahan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celcius. Tentunya hal ini juga akan ditunjukkan dalam proses pembangunan IKN di Kalimantan Timur.
"Ini adalah pekerjaan besar dan Insya Allah kami siap menyukseskan visi Presiden Jokowi membangun IKN dengan mengadopsi prinsip keberlanjutan untuk lingkungan sekitar Nusantara. Prinsip tersebut akan mengadopsi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim," ujar Dwikorita.
Baca juga: BMKG memperkirakan cuaca di sebagian besar Indonesia berawan