Jakarta (ANTARA) - Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Fadil Imran menyebutkan tidak ada potensi "anarko" atau kelompok yang ingin melakukan kekacauan sehubungan rencana demo mahasiswa di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
"Tidak ada (anarko). Kalau menggunakan pikiran waras, 'kan tujuan datang ke sini menyampaikan unjuk rasa, mahasiswa ini kelompok terdidik," katanya di Monas, Jakarta, Senin.
Jenderal bintang dua ini menyakini apabila para pengunjung rasa yang mengatasnamakan dirinya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah kelompok terpelajar, maka mereka tidak menggunakan cara kekerasan.
"Salah satu ciri orang terpelajar itu adalah menjauhi kekerasan. Jadi, saya kira mahasiswa tidak akan mungkin melakukan tindakan anarkis," imbuhnya.
Baca juga: Polda: Tidak ada aksi unjuk rasa mahasiswa di Babel
Meski begitu, pihaknya mengantisipasi segala kemungkinan termasuk masuknya kelompok lain yang berpotensi membuat kekacauan.
"Oleh sebab, itu nanti para perwira sudah saya perintahkan dan saya tugaskan untuk melakukan pengamatan di lapangan. Itulah gunanya pemberitahuan sebagaimana amanat Undang-Undang tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum," katanya.
Polda Metro Jaya mengerahkan 5.626 personel gabungan termasuk dari Mabes Polri dan Kodam Jaya untuk menjaga keamanan aksi unjuk rasa di sekitar kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat.
"Di sini (Patung Kuda) dikerahkan kurang lebih 5.626 personel terdiri dari gabungan Polda Metro Jaya jaya, Korps Brimob Polri dan Satuan Kodam Jaya," ucap Fadil.
Baca juga: DPR tetap laksanakan rapat saat rencana aksi unjuk rasa BEM SI