Jakarta (ANTARA) - Google memperketat aturan memasang iklan untuk konten yang mengeksploitasi atau membenarkan perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
"Kami membenarkan bahwa kami mengambil langkah tambahan untuk memperjelas, dan dalam beberapa contoh memperluas panduan monetisasi untuk konten yang berkaitan dengan perang di Ukraina," kata juru bicara Google Michael Aciman, dikutip dari Reuters, Kamis.
Google melarang iklan tayang berdekatan dengan konten yang memicu kekerasan dan menolak peristiwa yang tragis. Kebijakan tersebut diperluas untuk peristiwa perang.
Dalam surat elektronik kepada para penerbit, Google mengatakan iklan tidak akan ditayangkan bersamaan dengan konten yang, sebagai contoh, "klaim yang menekankan bahwa korban bertanggung jawab untuk tragedi mereka sendiri atau contoh lainnya yang menyalahkan korban, seperti klaim bahwa Ukraina melakukan genosida atau secara sengaja menyerang warga mereka sendiri".
Google juga melarang iklan tampil pada konten yang mengeksploitasi kejadian sensitif, berlaku juga untuk perang.
Google beberapa waktu lalu mengumumkan berhenti menjual iklan di Rusia.
Media sosial dan platform iklan online mengumumkan kebijakan baru terkait konten dan melarang fitur pembayaran terkait perang di Rusia.
Di Uni Eropa, sejumlah platform memblokir media yang disponsori pemerintah Rusia, yaitu RT dan Sputnik.
Berita Terkait
KPU harap pemasangan iklan kampanye di media perhatikan durasi dan model
Minggu, 10 November 2024 6:15 Wib
Presiden Jokowi minta Kementerian Kominfo prioritaskan belanja iklan untuk pers
Selasa, 20 Februari 2024 18:23 Wib
Tim Anies-Muhaimin keberatan iklan Kemhan tampilkan prestasi Prabowo
Rabu, 10 Januari 2024 11:23 Wib
Sekjen PDIP: Pernyataan politik identitas hanya disampaikan orang tak berprestasi
Minggu, 10 September 2023 18:12 Wib
Yahoo akan PHK stafnya hingga 20 persen
Jumat, 10 Februari 2023 6:41 Wib
Ronaldo-Messi jadi bintang iklan bersama Louis Vuitton
Minggu, 20 November 2022 17:26 Wib
YouTube mulai uji coba penayangan iklan dalam bentuk Shorts
Kamis, 28 April 2022 12:51 Wib
Pendapatan iklan TikTok meningkat lebih dari Rp158 triliun tahun ini
Selasa, 12 April 2022 8:57 Wib