Manado (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan, Sumatera Barat, melakukan upaya antisipasi kerawanan dan ancaman konflik di era keterbukaan informasi dengan menerapkan manajemen penanganan konflik.
"Di era keterbukaan informasi saat ini, informasi mudah diperoleh dan dibagikan oleh siapa saja dan sampai kepada masyarakat dengan berbagai penafsiran sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan dan ancaman, sehingga dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat sehingga perlu diantisipasi dan memiliki manajemen penangannya," kata Bupati Solok Selatan Khairunas di Padang Aro, Selasa.
Dia mengatakan untuk mengantisipasi munculnya konflik di tengah masyarakat diperlukan kewaspadaan, keseriusan dan pengelolaan atas isu-isu yang menenggarai konflik.
"Perlu upaya pencegahan dan penanganan terintegrasi, antar sektor mulai tingkat jorong, nagari, kecamatan hingga kabupaten untuk antisipasi konflik akibat informasi," ujarnya.
Pencegahan dan penerapan manajemen penanganan konflik, merupakan hal yang sangat strategis dan urgensi untuk terciptanya ketentraman dan keamanan di tengah masyarakat.
Dari data yang ada, potensi konflik di Solok Selatan sangat kecil tetapi tetap mendapat perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten.
Ia mengajak seluruh lapisan mulai dari tokoh masyarakat, ulama, ninik mamak dan para pemuda untuk selalu menjaga perdamaian dan ketentraman dalam masyarakat.
Kepala Kantor Kesbangpol Solok Selatan, Zulhendra Wilson mengatakan, sosialisasi manajemen penanganan konflik untuk memberikan pemahaman secara komprehensif baik dalam penguasaan materi secara konseptual, teknik analisis dan perlindungan masyarakat.
Semua pihak, harus mampu menjadi mediator ketika terjadi konflik baik yang bersifat vertikal maupun horizontal ditengah masyarakat maupun dunia usaha.
"Kami berharap semua unsur berperan serta membantu pemerintah daerah dalam mengantisipasi kemungkinan munculnya konflik, sebagai mediator dalam penyelesaian permasalahan atau sengketa," ujarnya.