Manado (ANTARA) - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, menyiapkan strategi untuk mendorong pemulihan ekonomi agar bisa berjalan lebih cepat dengan melakukan intervensi sesuai kapasitas pemerintah daerah dan karakter perekonomian.
"Depok karakternya konsumen bukan produsen, tapi tidak menutup kemungkinan ada juga produsen kecil menengah, ini yang dikembangkan," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam keterangannya, di Depok Kamis.
Ia mengatakan pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Depok bersama Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat telah menggelar rapat koordinasi High Level Meeting.
Rapat tersebut membahas berbagai isu strategis untuk mendorong pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas harga melalui percepatan dan perluasan digitalisasi secara holistik.
Mohammad Idris menjelaskan HLM merupakan program rutin yang dilaksanakan TPID. Melalui HLM, dibahas mengenai data-data perkembangan perekonomian di Kota Depok, dan tindak lanjut dari berbagai upaya yang akan dilakukan terkait pengendalian inflasi.
"Untuk periode Januari-Agustus 2021 inflasi di Kota Depok sebesar 1,11 persen. Angka ini lebih rendah di bawah Kota Bogor dan Kota Bandung. Kota Bogor inflasinya 1,12 persen, Kota Bandung 1,13 persen. Tapi Depok lebih tinggi dari Jawa Barat, DKI Jakarta, dan nasional," katanya.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah Provinsi Jawa Barat, Herawanto mengatakan, Kota Depok merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang menjadi kota satelit Ibu Kota DKI Jakarta.
Berdasarkan strukturnya, perekonomian kota tersebut, sebagian besar ditopang oleh sektor manufaktur, perdagangan, dan konstruksi.
"Secara rata-rata, pangsa ekonomi Kota Depok terhadap Provinsi Jawa Barat sebesar 3,32 persen. Dari sisi inflasi, Kota Depok merupakan kota yang termasuk memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap inflasi Jawa Barat dan nasional," katanya.
Herawanto menambahkan, pertumbuhan ekonomi Kota Depok pada 2020 mengalami kontraksi sebesar minus 1,92 persen year on year (yoy). Nilai ini jauh di bawah tahun sebelumnya yang mencapai 6,73 persen (yoy).
Ia menjelaskan, kontraksi ekonomi ini disebabkan penurunan kinerja sektor ekonomi utama, yaitu perdagangan dan konstruksi. Di sisi harga pada 2020, Kota Depok mengalami inflasi sebesar 1,78 persen (yoy).
"Apresiasi Jabar secara keseluruhan termasuk Kota Depok melakukan apa yang kami sebut dynamic balance antara pendekatan kesehatan dan ekonomi secara baik. Kota Depok sudah mengendalikan inflasi dengan baik," ujarnya.
Berita Terkait
FK UI kembangkan obat baru kanker payudara dan malaria
Rabu, 27 Desember 2023 11:02 Wib
Tips atasi lonjakan COVID-19 di libur akhir tahun menurut Epidemiolog
Rabu, 20 Desember 2023 19:45 Wib
ANTARA raih penghargaan media digital terbaik dari UI
Rabu, 6 Desember 2023 15:43 Wib
Beri kontribusi selama pandemi COVID-19, Prof Tjandra Yoga terima apresiasi
Rabu, 4 Oktober 2023 16:27 Wib
Komersialisasi pendidikan di PT dengan biaya tinggi, Anies beri solusi
Selasa, 29 Agustus 2023 15:38 Wib
YKMI apresiasi Dinkes Depok hentikan pemakaian vaksin nonhalal
Rabu, 29 Juni 2022 14:05 Wib
UI buka penerimaan mahasiswa baru melalui jalur prestasi
Jumat, 27 Mei 2022 15:25 Wib
UI loloskan 195 mahasiswa lanjutkan beasiswa IISMA 2022
Senin, 23 Mei 2022 9:52 Wib