Manado, (Antaranews Sulut) - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) dan Dinas Kesehatan Sulawesi Utara mengkampanyekan "Gerakan Cegah Stunting" melalui penyediaan gizi berkwalitas bagi anak.
"Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi. Masalah gizi merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus," kata Ketua TPPKK Sulut Ir Rita Dondokambey-Tamuntuan di Bolaang Mongondow, Rabu.
Kondisi kekurangan gizi akan menyebabkan rendahnya status kesehatan dan hal ini akan berakibat pada rendahnya kualitas sumber daya manusia, pencapaian pendidikan dan daya saing bangsa.
"Hal ini berdasarkan Global Nutrition Report (GNR) tahun 2014," katanya.
Indonesia, kata Rita, termasuk ke dalam 17 negara di antara 117 negara yang mempunyai tiga masalah gizi pada balita yaitu stunting (kegagalan pertumbuhan pada anak), wasting (kurus) dan overweight (kelebihan berat badan).
Pemerintah serius menangani hal ini dengan mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi memberikan peluang seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat dan unsur pemerintah secara terpadu menanggulangi masalah gizi yang terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Kekurangan gizi pada periode sejak janin sampai anak berumur dua tahun, tidak hanya berpengaruh terhadap perkembangan fisik, tetapi juga terhadap perkembangan kognitif.
"Ini akan berdampak pada kecerdasan dan ketangkasan berpikir serta terhadap produktivitas kerja," terangnya.
Kekurangan gizi pada masa ini juga dapat berisiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa yaitu kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke dan diabetes.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hal ini yaitu pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan di posyandu, pemeriksaan kesehatan rutin , pemberian makanan tambahan, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, serta pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri di sekolah.
"Upaya penanggulangan stunting memerlukan keterlibatan lintas sektor baik dari organisasi perangkat daerah terkait maupun dari TPPKK di semua tingkatan," ajaknya.***4***