"Akselerasi sektor pariwisata juga dapat berperan dalam mengakselerasi kinerja perekonomian Sulawesi Utara," kata Andry, di Manado, Selasa.
Ia mengatakan recovery rate wisatawan nusantara (wisnus) ke Sulawesi Utara relatif membaik meskipun belum melampaui kondisi pada masa sebelum pandemi, di tengah recovery rate wisatawan mancanegara (wisman) yang terbatas.
Ia menjelaskan beberapa tantangan yang mengemuka diantaranya inbound Tiongkok dan pemulihan jumlah rute penerbangan yang terbatas di tengah perkembangan destinasi pariwisata super prioritas yang belum optimal.
Untuk itu, katanya, seluruh pihak baik pemerintah dan pelaku usaha perlu memanfaatkan peluang dalam mengakselerasi sektor pariwisata diantaranya perkembangan destinasi yang mengedepankan quality tourism, peningkatan konektivitas, dan kualitas atraksi serta kesiapan para pelaku usaha.
GM Bandara Samrat Manado Maya Damayanti mengatakan Bandara Samrat telah melayani selama 24 jam sehingga pembukaan rute baru penerbangan domestik dan internasional masih sangat terbuka.
Rizal mengatakan bahwa perkembangan trafik lalu lintas angkutan udara Bandara Sam Ratulangi Manado setelah masa pandemi menunjukkan tren meningkat.
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, menurut dia, trafik penerbangan internasional sampai Juli 2024 mencatat pertumbuhan yang sangat positif, yaitu pergerakan pesawat khusus internasional sebesar 32 persen, penumpang sebesar 33 persen, dan kargo sebesar 40 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Aidil Adha mengatakan wisman yang datang berkunjung ke Sulawesi Utara(Sulut) melalui pintu masuk Bandara Sam Ratulangi bulan Juli 2024 mengalami peningkatan 38,52 persen.
"Pada Juli 2024, wisman yang datang ke Sulut sebanyak 4.743 orang meningkat 38,52 persen dibanding bulan Juni 2024 (M-to-M) hanya 3.424 turis," katanya.
Ia mengatakan jika dibandingkan bulan Juli 2023, juga meningkat 25,41 persen (Y-on-Y) hanya 3.782 turis yang datang ke Sulut.
Aidil mengatakan wisman yang datang ke Sulut pada Juli 2024 didominasi warga Tiongkok sebanyak 3.229 orang atau sebesar 68,08 persen dari total wisman yang datang.
Kemudian, katanya, disusul Jerman 229 orang (4,83 persen), Singapura 154 Orang (3,25 persen) dan Belanda 135 orang (2,85 persen).