Manado (ANTARA) - Equityworld Futures (EWF) Manado menggelar seminar tentang bursa berjangka dan mengedukasi pekerja media mengenai eksistensi perdagangan berjangka komoditi (PBK), di Indonesia dan Sulut serta dampaknya di bidang ekonomi.
Hadir sebagai pembicara Direktur Utama Jakarta Future Exchange, Stephanus Paulus Lumintang, yang menjelaskan tentang perdagangan berjangka komoditi di Indonesia, asal mulanya, dasar hukumnya hingga perputaran rupiah di situ.
"Perdagangan berjangka komoditi sekarang semakin menarik, karena transaksi yang dilakukan melibatkan penyelenggara dan pelaku dari seluruh dunia, dan seluruh transaksi dilakukan secara transparan dan berdasarkan mekanisme pasar," kata Stephanus, di Manado, Selasa.
Dia menjelaskan, sebagai sebuah bursa berjangka, perusahaan itu didirikan dengan dasar hukum legalitas, bukan hanya sekadar sebuah institusi. Jika mengikuti bahas hukum, bursa berjangka itu didirikan menggunakan aturan yang lebih khusus, UU 32/1957 diubah 10/2011 kemudian dituangkan dalam PP 9/99 jadi 10 tahun 2011 dan sudah ada UU baru nomor 4 tahun 2023 mengenai pengembangan dan penguatan sistem keuangan.
Dia mengatakan, bursa hanya mencatatkan luar transaksi yang terjadi, sebab terjadinya di luar negara, tetapi alur proses semuanya ada di bursa berjangka, tetapi ada juga pasar fisik, yang saat ada tiga yakni timah, emas yang terpisah dua on exchange dan off exchange dan CPO.
"Saat ini yang ada di bursa berjangka Jakarta, masih didominasi transaksi bilateral, dan yang paling laku adalah emas, masih mendominasi," katanya.
Lumintang mengatakan, EWF masih merupakan 10 besar perusahaan di Indonesia dan sudah 16 tahun masih beroperasi di Indonesia dan Manado khususnya, dan animo yang masih ada, dan pasar yang belum tergarap.
Sementara Kepala Cabang PT EWF Manado, Joko Santoso mengatakan, setiap investasi yang selalu menghadirkan dua sisi mata uang, yakni risiko kerugian maupun potensi keuntungan.
"Investasi di perdagangan berjangka komoditi merupakan bentuk investasi yang memiliki risiko tinggi, sekaligus berpotensi memberikan keuntungan yang amat tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Pengetahuan manajemen risiko yang baik, akan membuat para investor di perdagangan berjangka komoditi meraih keuntungan yang maksimal,"katanya.
Joko Santoso menegaskan, bahwa dalam pelaksanaan kegiatan usaha, pihaknya selalu mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik dengan mengutamakan transparansi, dan prinsip kehati-hatian dalam penerimaan nasabah sehingga penjelasan peluang dan risiko yang telah diatur sesuai dengan UU perdagangan berjangka komoditi.