Manado (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) melakukan pembinaan aliran paham keagamaan guna meminimalisir konflik, di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Perkembangan aliran keagamaan saat ini memang harus disikapi dengan bijaksana, pemahaman atau aliran yang tidak diakui jangan sampai berdampak kepada konflik internal dan eksternal," kata Kakanwil Kemenag Sulut Sarbin Sehe, di Tahuna, Senin.
Dia menjelaskan Islam mengajarkan hikmah, menghadapi hal ini jangan diperangi hingga memunculkan dampak yang tidak diinginkan.
Orang nomor 1 di Kanwil Kemenag Sulut ini mengajak untuk terus memperkuat pemahaman ke-Islaman agar tidak mudah terpengaruh dan mengganggu eksistensi beragama.
Menurut Kakanwil, selain Isu aliran keagamaan, generasi muda saat ini juga dibayangi dengan Isu LGBT, perilaku menyimpang yang saat ini menjadi fenomena meresahkan.
LGBT merupakan persoalan yang pelik dan kompleks karena faktor penyebab yang beragam seperti pergaulan, lingkungan sosial, dan faktor genetik.
"Apapun alasannya, hal ini tidak dibenarkan oleh Islam, telah menjadi kesepakatan ulama yang tak pernah bisa diterima, kami berharap kita bisa berkontribusi menjaga generasi muda kita agar tidak terpengaruh, dan menghancurkan masa depan bangsa," pungkas Kakanwil.
Ketua Panitia Pelaksana Kalo Tahirun mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mencegah konflik keagamaan internal umat Islam bahkan lebih dari itu di luar umat Islam.
Tumbuh kembangnya beberapa aliran dan paham keagamaan yang bermasalah akan memberikan dampak terhadap para pengikutnya, yang secara sosial dianggap sebagai 'korban".
Untuk itulah kegiatan ini dianggap penting diperuntukkan bagi para penyuluh dan tokoh agama mewakili seluruh Kabupaten dan Kota.