Manado (ANTARA) - Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, merekam sebanyak 23 kali gempa guguran pada periode observasi pukul 00.00 - 06.00 WITA, Jumat.
"Gempa guguran mengindikasikan apakah fragmen lama yang jatuh atau dari kubah lava yang sedang dibangun dari puncak kawah," kata Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang di Manado.
Dia berharap, warga tetap waspada terutama yang tinggal di sekitar kali yang bermuara dari puncak kawah Karangetang.
"Potensi ancamannya adalah ketika material vulkanik tersebut runtuh maka dapat mengakibatkan awan panas guguran. Itu yang harus diwaspadai," ujarnya.
Pada periode tersebut terekam 23 kali gempa guguran dengan amplitudo 10-20 milimeter dengan durasi 40-89 detik.
Terekam juga sebanyak tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo antara 20-45 milimeter, S-P: 12-20 detik selama 57-81 detik.
"Hingga kini tingkat aktivitas Gunung Karangetang siaga level III," katanya.
Yudia berharap masyarakat mematuhi radius bahaya yang telah direkomendasikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Pada 8 Februari 2023, Gunung Karangetang erupsi efusif setelah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik, bersamaan dengan itu, PVMBG kemudian menaikkan statusnya menjadi siaga level III.
Dua bulan lebih berselang, pada 26 April 2023 PVMBG kemudian menurunkan statusnya menjadi waspada level II, tanggal 19 Mei 2023 kemudian, PVMBG kembali menaikkan statusnya menjadi siaga level III.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pos PGA Karangetang catat 23 kali gempa guguran