"Saya ingin ketemu dengan kepala WHO sendiri nanti rencananya di bulan Mei, untuk bicara, kalau kita melakukan, apakah itu tepat atau 'proper' atau caranya yang pas, 'timing' nya yang pas seperti apa," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Posyandu Balita Cempaka 3, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu.
Menkes menjelaskan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan pejabat setingkat eselon satu di WHO terkait deklarasi endemi COVID-19 di Indonesia.
Menurut WHO, lanjut Budi, organisasi di bawah PBB itu memberikan keputusan kepada pemerintah masing-masing negara.
Namun demikian, WHO memberikan catatan untuk menyelaraskan dengan negara-negara lain yang berencana mengubah status menjadi endemi.
Sejauh ini, dua negara yang sudah berencana mendeklarasikan status endemi COVID-19 adalah Jepang dan Amerika Serikat.
"Karena ini kan pandemi dunia, akan lebih baik kalau kita koordinasi bersama antara negara-negara dunia," katanya.
Sebelumnya, Menkes Budi berniat menjalin pembicaraan lebih intensif bersama Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus terkait isu endemi.
"Nanti saya sama Pak Tedros mau ketemu langsung. Teman-teman sudah berbicara kepada bawahannya Pak Tedros dan sudah mendapatkan beberapa masukan," katanya di kawasan TMII Jakarta Timur, Selasa (21/02).
Adapun wacana pencabutan pandemi COVID-19 disampaikan oleh Direktur Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat kerja bersama Kemenkes dan Komisi IX DPR RI, Selasa (14/2).
Berdasarkan informasi yang ia terima, pemerintah telah memproyeksikan bahwa status pandemi COVID-19 di Indonesia akan dicabut pada Agustus.