Manado (ANTARA) - Sebanyak 9.610 jiwa, warga Manado terdampak bencana banjir dan tanah longsor, yang terjadi Jumat. Lima diantaranya meninggal dunia.
Data dari posko bencana Manado, yang berlokasi di kantor Camat Tuminting, menyebutkan, lokasi terparah akibat bencana tersebut adalah di, Sumompo, molas, Mahawu dan Bailang, di Kecamatan Tuminting dan Bunaken.
Sekretaris BPBD Manado, Mursyid Panglima, mengatakan, empat korban meninggal dunia berasal dari Kelurahan Kairagi Weru dan satu lagi yang meninggal adalah seorang Lansia dari Pandu yang sedang membantu warga yang terkena bencana.
Dia menyebutkan, para korban tanah longsor tersebut adalah, Fizenla Arabaan (8), kemudian Stansye Thomas Zekeon (70), Jemmy Moniaga (56) Magdalena Soda (67) semuanya di Kairagi Weru lingkungan II. Sedangkan korban tewas lainnya adalah Agus Manumpil (62) warga Pandu, menjadi korban banjir.
Dia mengatakan, Agus sebenarnya adalah orang yang sedang membantu para korban yang dilanda banjir, namun saat sedang menolong justru terkena batu yang terbawa air.
"Dia lalu jatuh ke air, dan warga berusaha menolongnya dengan membawa ke rumah sakit sayangnya korban meninggal dunia meskipun sudah diupayakan menolongnya," katanya.
"Ada tiga orang terluka, dan 275 orang terdampak," katanya.
Sedangkan banjir di 66 kelurahan, sembilan kecamatan, 34 kelurahan dan 38 lingkungan. Satu orang meninggal, 9335 jiwa terdampak, dari 2.990 kepala keluarga.