Hanoi, Vietnam (ANTARA) - Pelatih tunggal putri Herli Djaenudin mengakui tim bulu tangkis putri Indonesia masih kalah dibandingkan Thailand, yang berhasil kembali membuktikan dominasi mereka di Asia Tenggara dengan meraih emas beregu SEA Games.
Sementara itu, Indonesia harus puas mengantongi medali perak SEA Games 2021 Vietnam setelah takluk 0-3 pada laga final bulu tangkis beregu putri SEA Games 2021 Vietnam dari Thailand di Bac Giang Gymnasium, Bac Giang, Vietnam, Rabu.
Kekalahan ini mengulang final SEA Games 2019 Filipina ketika Gregoria Mariska Tunjung dkk. juga takluk 1-3 kepada Thailand.
“Pemain kami masih muda-muda, seperti Stephanie Widjaja yang baru berusia 19 tahun dan rankingnya masih di posisi 200-an. Memang kami mengakui kami kalah secara ranking, pengalaman dan jam terbang,” ungkap Herli di Bac Giang Gymnasium, Bac Giang, Vietnam, Rabu.
“Tapi kalau dilihat dari penampilan, mereka mau berjuang habis-habisan. Putri KW, ganda putri Apriyani/Fadia mereka telah berjuang, tapi memang kami harus mengakui kami masih kalah dibandingkan Thailand,” tambah dia.
Dalam pertandingan final beregu putri, Indonesia menurunkan Putri Kusuma Wardani sebagai tunggal pertama. Namun Putri yang kini menduduki peringkat ke-51 dunia itu belum mampu mengatasi perlawanan tunggal putri peringkat ke-10 dunia, Pornpawee Chochuwong.
Selain memiliki perbedaan peringkat yang cukup jomplang, Pornpawee (24) juga jauh lebih berpengalaman karena sudah cukup sering turun pada turnamen single event dan multievent internasional, termasuk SEA Games.
Sementara bagi Putri KW (19), SEA Games 2021 Vietnam merupakan multievent perdananya.
Tak hanya itu, Pornpawee juga telah melakukan debutnya di kompetisi senior sejak 2017, termasuk tampil di All England dan Kejuaraan Dunia, sedangkan Putri KW baru memulai perjalanannya pada 2020.
Tunggal kedua Indonesia Stephanie Widjaja juga masih kalah secara ranking maupun pengalaman dibanding Supanida Katethong. Dalam final beregu putri SEA Games 2021, Stephanie kalah straight game 14-21, 8-21.
Stephanie (19) saat ini menduduki peringkat 217, sedangkan Supanida berada di posisi ke-26 dunia.
Secara pengalaman, Supanida juga sudah cukup sering tampil di berbagi turnamen internasional level tinggi, seperti All England dan kompetisi Super 1000 Indonesia Open.
Menurut Herli, para pemain muda itu memang perlu terus diberi kesempatan tampil di turnamen-turnamen internasional, tidak hanya demi menambah jam terbang, tetapi juga menaikkan ranking.
“Tentunya kami fokus ke pemain muda sekarang dan kami harus memberi mereka kesempatan bertanding karena terus terang di tunggal putri yang senior cuma Gregoria Mariska,”
“Satu-satunya cara kami kirim ke turnamen yang pas dan sesuai dengan ranking mereka agar mereka bisa mencari poin,” ujarnya.