Manado (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) melakukan penyuluhan guna mengintensifkan pemberantasan buta aksara Al Quran bagi tahanan di Polres Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Kegiatan ini berfokus pada upaya memberantas buta aksara Al Quran di lingkungan lembaga pemasyarakatan," kata Penyuluh Agama Islam Kemenag Mitra Zulkarnain Makatutu, di Ratahan, Jumat.
Dia mengatakan program yang dijalankan kali ini menitikberatkan pada pelatihan baca Al Quran melalui metode Tahsin.
Ia menjelaskan metode Tahsin ini bertujuan memperbaiki makhraj atau pelafalan huruf-huruf hijaiyah.
Pendekatan ini, katanya, dianggap strategis dalam mengembalikan kemampuan dasar membaca Al-Quran di kalangan para tahanan.
Dia menjelaskan membaca Al Quran secara benar adalah langkah awal menuju pembinaan keimanan yang kokoh.
Ia juga memberikan motivasi spiritual dengan mengutip Q.S. Al-Isra’: 82, bahwa Al Quran bukan hanya bacaan, tetapi juga merupakan obat dan penenang bagi hati dan jiwa manusia.
“Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bagian dari proses penyadaran diri dan peningkatan kualitas rohani narapidana," katanya.
Al-Quran, katanya, adalah cahaya bagi kehidupan, dan setiap huruf yang dibaca dengan benar membawa keberkahan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin penyuluhan keagamaan di bawah naungan Kementerian Agama yang bertujuan memperkuat pembinaan karakter religius.
Dengan bimbingan intensif dan pendekatan yang tepat, Kemenag Minahasa Tenggara berharap para warga binaan dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan siap kembali ke masyarakat dengan bekal spiritual yang kuat.