Jayapura (ANTARA) - Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI Kominfo) Anang Latif berkomitmen untuk tetap mengerjakan pembangunan menara Base Tranceiver Station (BTS) 4G di desa wilayah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T) di tengah kendala keterbatasan anggaran.
"Terkait dengan kelanjutan proyek, saya baru saja dipanggil Pak Menteri. Arahan beliau sudah jelas bahwa setelah kami mendapatkan jawaban dari Kementerian Keuangan, kami akan tetap melanjutkan proyek yang masih belum tuntas hingga 100 persen ini di tahun ini juga, dengan tentunya pembiayaan yang kami siapkan all out untuk menyelesaikan ini segera," kata Anang dari Jakarta, Jumat malam.
Anang mengatakan saat ini terjadi pemotongan anggaran di berbagai sektor karena pemerintah memfokuskan anggaran untuk pemulihan dampak dari pandemi COVID-19.
Hal tersebut menyebabkan anggaran untuk sektor telekomunikasi juga menjadi terbatas. Namun, pihaknya tetap mengupayakan agar pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi bisa tetap tersedia.
Anang mengatakan, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate telah berkomunikasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Komisi I DPR, dan Badan Anggaran DPR agar pembiayaan sektor telekomunikasi bisa menjadi prioritas. Saat ini, BAKTI Kominfo menggunakan anggaran yang ada untuk melanjutkan pembangunan menara BTS 4G di wilayah 3T.
"Kami masih beruntung dapat tetap melanjutkan pembangunan walau tidak sesuai rencana semula, kami harus mundur sampai 2023 untuk menyelesaikan semuanya," kata dia.
Dalam progres di lapangan, kata Anang, banyak material menara BTS 4G sudah berada di lokasi pembangunan. Artinya, proses pengerjaan sudah sekitar 90 persen, hanya tinggal menghubungkan menara BTS 4G dengan operator seluler.
Kominfo memiliki tugas untuk menyiapkan pembiayaan agar pengerjaan proyek menara telekomunikasi tersebut bisa terus berjalan hingga tuntas.
"Tiap site harus bisa selesai walaupun selesainya berbeda-beda waktu. Tugas kami menyelesaikan pembiayaan itu sehingga proyek bisa tetap berlanjut. Kami sudah menemukan solusinya untuk bisa menyelesaikan kontrak ini sesegera mungkin," kata Anang.
Saat ini, akselerasi pembangunan menara BTS di desa wilayah 3T untuk fase 1 telah tercapai 86 persen, di mana 1.900an lokasi telah mengudara dari target 4.200 lokasi pada tahun 2022.
APBN yang dialokasikan untuk pembangunan 4.200 BTS 4G tersebut sebesar Rp11 triliun. Salah satu komponen terbesar untuk biaya logistik pengiriman material, karena banyak lokasi pembangunan yang belum terdapat infrastruktur fisik dasar, seperti jalan, sehingga harus ditempuh dengan menggunakan jalur udara.
Anang mengatakan pembangunan infrastruktur digital di desa-desa terpencil bukan hal yang mudah. Tantangan kondisi geografis alam, persoalan logistik, transportasi, dan ketersediaan SDM menjadi kendala tersendiri.
Kelangkaan pasokan microchip di level global juga berdampak pada ketersediaan beberapa perangkat telekomunikasi. Belum lagi gangguan keamanan yang terjadi, khususnya di Papua.
Saat ini, jumlah lokasi BTS yang dibangun di Papua dan Papua Barat mencapai sekitar 65 persen dari total BTS yang dibangun oleh BAKTI Kominfo di seluruh Indonesia.
Namun, berbagai kendala yang dihadapi tidak menyurutkan BAKTI Kominfo untuk tetap menyelesaikan pembangunan menara BTS 4G agar masyarakat di wilayah 3T bisa bermigrasi ke digital.
"Kami tidak akan pernah berhenti, kami tidak akan pernah menyerah untuk membuat Indonesia terkoneksi," pungkas Anang.