Ternate (ANTARA) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku Utara (Malut) menyediakan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk atlet yang berpartisipasi dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Ketua KONI Malut, Djafar Umar kepada ANTARA, Sabtu, membenarkan bonus telah disiapkan sebesar Rp1 miliar dengan rincian untuk peraih medali emas diberikan sebesar Rp150 juta, medali perak Rp100 juta dan peraih medali perunggu sebesar Rp50 juta.
Untuk saat ini anggaran yang diusulkan KONI sekitar Rp7 miliar hingga Rp8 miliar untuk 12 cabang olahraga yang akan diikuti Malut, yaitu, sepak bola, bulu tangkis, futsal, atletik, tinju, pencat silat, muaythai, dayung, sepatu roda, balap motor, taekwondo dan biliar.
Sesuai jadwal ada beberapa cabang yang dipertandingkan mendahului sebelum acara pembukaan, seperti sepak bola dan futsal. Untuk itu, dua cabang olahraga tersebut akan diberangkatkan terdahulu pada 18 September.
Menurut Djafar, dari 54 atlet yang ikut dalam 12 cabang olahraga itu, ada empat atlet yang mundur. Dua orang diantaranya tidak mendapat izin atasan yakni atlet dayung satu orang dan bulu tangkis satu orang serta dua petinju atas nama Salsabilah dan Sunan Amoragam.
Sunan Amoragam merupakan petinju yang pernah meraih medali emas untuk Malut pada PON ke-19 di Jabar serta peraih medali perunggu di ajang Asian Games kelas 52kg.
Djafar mengakui, meskipun dengan sarana yang terbatas dan minimnya jam terbang atlet sebelum berlaga di PON Papua, KONI tetap mengagendakan training center (TC) di Thailand dan Korea Selatan, tetapi itu tidak terealisasi karena pandemi COVID-19.Meski demikian target masuk ranking 25 masih bisa tercapai.
KONI Malut juga berharap agar atlet yang mewakili Malut pada PON ke-XX di Provinsi Papua tetap menunjukkan sportifitas dan dedikasi dalam meraih prestasi bagi Malut.