Manado (ANTARA) - Polda Sulawesi Utara (Sulut) melatih 410 Bintara Polri remaja lulusan tahun 2020 dan 2021, menjadi tenaga "tracer" (pelacak) COVID-19.
.
Kapolda Sulut Irjen Pol Nana Sudjana, di Manado, Selasa, mengatakan pelatihan tenaga "tracer" ini berlangsung selama tiga hari dari 27- 29 Juli 2021.
“Dengan tenaga pelatih dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, serta Anggota Polri yang sudah mengikuti pelatihan 'tracer' di Mabes Polri,” kata Kapolda saat membuka pelatihan itu.
Kapolda mengatakan pelatihan ini menindaklanjuti instruksi presiden dan kapolri, mengingat penyebaran COVID-19 mengalami peningkatan yang cukup signifikan termasuk di wilayah Sulut, sehingga perlu adanya penambahan tenaga "tracer" di masing-masing wilayah.
“Setelah mengikuti pelatihan, seluruh Bintara remaja tersebut akan disebar ke daerah-daerah terutama yang menerapkan PPKM Level 3 maupun Level 4, dan akan ditempatkan hingga ke tingkat Kecamatan atau Polsek,” katanya.
Tugas dari tenaga "tracer" ini, lanjut Kapolda, adalah melakukan pelacakan terhadap masyarakat yang melakukan kontak erat dengan orang yang terpapar COVID-19.
“Kemudian dalam melakukan tugas pelacakan, tenaga tracer ini bekerjasama dengan pihak Dinas Kesehatan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa setempat,” katanya.
Polda Sulut sebelumnya telah memiliki 783 tenaga "tracer" di seluruh Polresta dan Polres jajaran, terdiri dari 483 Bhabinkamtibmas dan 300 Anggota Polri lainnya yang sudah mengikuti pelatihan.
“Ini merupakan wujud komitmen Polri dalam hal ini Polda Sulut dan jajaran untuk mendukung program pemerintah terkait kebijakan PPKM dengan mengedepankan tenaga tracer, demi menekan laju penyebaran virus corona di tengah masyarakat,” kata Kapolda.
Pada saat membuka pelatihan tenaga "tracer" yang dilaksanakan di Ruang Catur Prasetya Mapolda, Kapolda Nana Sudjana didampingi Wakapolda Brigjen Pol Rudi Darmoko.
Pelatihan yang diprakarsai oleh Direktorat Pembinaan Masyarakat Polda Sulut ini, juga diikuti oleh 200 personel Polresta dan Polres jajaran serta Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri secara virtual, melalui "video conference".