Jakarta (ANTARA) - Peneliti asal Indonesia, Susanti, meraih penghargaan pascadoktoral dalam ajang tahunan University of Nottingham Tri-Campus Awards for Postgraduate and Postdoctoral Research 2021, di Nottingham, Inggris pada Selasa (25/5).
Penghargaan yang diberikan kepada Susanti adalah untuk kategori Penghargaan Riset PascaDoktoral untuk Kontribusi Luar Biasa bagi Komunitas Riset (Postdoctoral Research Award for Outstanding Contribution to the Research Community), seperti disampaikan dalam keterangan KBRI London yang diterima di Jakarta, Kamis.
"Kategori ini diberikan untuk staf peneliti muda di University of Nottingham yang dinilai memberikan kontribusi luar biasa pada komunitas riset, baik di dalam maupun di luar lingkungan universitas," kata Susanti.
Ia baru saja menyelesaikan studi S3 dan menjadi peneliti pascadoktoral di Sekolah Kedokteran Universitas Nottingham, Inggris.
Duta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas prestasi yang diraih oleh Susanti.
"Penghargaan ini merupakan wujud pengakuan atas kontribusi luar biasa di bidang komunitas riset dari salah satu putri ilmuwan terbaik Indonesia yang berkiprah di Inggris," ujar Dubes Desra.
Dubes berharap mengungkapkan harapan agar prestasi itu dapat dimanfaatkan untuk lebih mendorong kemajuan kerja sama riset antara Indonesia dan Inggris.
Desra juga mengharapkan jejak Susanti akan terus diikuti oleh para diaspora ilmuwan Indonesia lainnya.
Kontribusi Susanti dalam bidang riset diawali lewat inisiasi Kolaborasi Nottingham-Indonesia bagi Riset dan Pelatihan Klinik (Nottingham-Indonesia Collaboration for Clinical Research and Training/NICCRAT) pada 2019 bersama dengan pembimbingnya Prof. Mohammad Ilyas.
NICCRAT didirikan untuk membina kemitraan antara Universitas Nottingham dan beberapa ilmuwan Indonesia dan institusi akademik serta penelitian di bidang ilmu kesehatan dan klinis.
Saat ini, terdapat beberapa kelompok penelitian di lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Nottingham yang berpartisipasi dalam NICCRAT.
Kelompok-kelompok penelitian tersebut bekerja sama dengan beberapa institusi di Indonesia, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan tenaga medis sekolah Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas YARSI, Universitas Riau, dan jaringan Universitas Muhammadiyah.
Selain itu, konsep kolaborasi NICCRAT juga mengikutsertakan partisipasi pemangku kepentingan lainnya, seperti organisasi nirlaba Asosiasi Kanker Indonesia, perusahaan bioteknologi milik negara Bio Farma, dan kalangan pemerintah, seperti Kemendikbud, Kemenristek dan KBRI London.
NICCRAT sejauh ini juga telah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan pelatihan terutama di bidang genetika, diagnostik molekuler dan pathologi kanker lewat dukungan Kemenristek RI dan Universitas Nottingham.
Hingga kini sudah lebih dari 250 dokter, peneliti, dan akademisi Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pelatihan tersebut.
NICCRAT juga mendapatkan beberapa skema dana penelitian dari Newton Fund and Bowel Cancer Research UK untuk meneliti pasien muda penderita kanker kolorektal.
Susanti saat ini sedang menggalang konsorsium NICCRAT untuk mendirikan perusahaan start-up PT PathGen Diagnostik Teknologi yang bertujuan mengembangkan dan mengimplementasikan platform diagnostik molekuler berbiaya rendah di Indonesia dan negara berkembang lainnya.
PathGen saat ini berfokus pada komersialisasi alat diagnostik kanker kolorektal dengan memanfaatkan sebagian lisensi kekayaaan intelektual dari Universitas Nottingham yang diciptakan oleh Susanti selama penelitian doktoralnya.
"Platform ini sedang diinkubasi ke LIPI," ujar Susanti.
Susanti sendiri merupakan penyintas kanker kolorektal usia muda sehingga mengantarkannya memiliki pemahaman mendalam mengenai riset dan inovasi yang dibutuhkan oleh para pasien dan penyintas kanker.
Ketika pandemi COVID-19 melanda, Susanti bersama dengan Prof. Ali Gufron Mukti bergabung dalam Konsorsium Nasional Riset dan Inovasi COVID-19 di bawah naungan Kemenristek.
Sebagai bagian dari keterlibatannya dalam konsorsium COVID-19 Nasional, Susanti terlibat dalam konsepsi dan penyampaian dua studi utama, bekerja sama dengan tim di LIPI yang dipimpin oleh Dr. Wien Kusharyoto untuk mengembangkan tes diagnostik tempat perawatan yang lebih kuat.