Cak Imin, panutan politik NU kembali duduki Wakil Ketua DPR RI
Jakarta (ANTARA) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) cukup membutuhkan waktu untuk memutuskan siapa yang menduduki wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2019-2024 dibandingkan partai peraih suara tinggi lainnya, menjelang pelantikan pimpinan DPR.
Nama yang akhirnya muncul dan keluar ternyata cukup mengejutkan publik yaitu Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Cak Imin sapaan akrab Muhaimin Iskandar sebelumnya sempat dicanangkan menjadi target duduk sebagai Ketua MPR RI, namun sepertinya PKB memiliki pandangan lain.
Karir politik Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar terbilang cukup rapi, berawal dari aktivis, kemudian menjadi pengurus partai, dan selanjutnya sempat menjadi anggota dewan bahkan pernah menjabat menteri. Sosok Cak Imin berdasarkan data patut dijadikan panutan baik bagi kader PKB maupun sebagian warga Nahdlatul Ulama (NU) atau nahdliyin.
Pria asal Jombang ini memiliki hubungan dekat dengan Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Gus Dur merupakan paman dari Cak Imin. Lahir di Jombang, Jawa Timur 24 September 1966, Cak Imin memiliki karakter ketokohan yang kuat di PKB, ia dikenal sebagai sosok yang toleran dan mampu beradaptasi dengan koalisi siapa saja, asal sejalan dengan PKB.
Ayah dari Cak Imin adalah Muhammad Iskandar, guru di Pondok Pesantren Manbaul Ma'arif, Jombang, Jawa Timur, pandangan sosok ayahnya nampaknya cukup kuat mempengaruhi pandangan politik Cak Imin.
Gus Imin atau sapaan lain Cak Imin, merupakan tamatan pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang dan Madrasah Aliyah Negeri I Yogyakarta. Ia lulus dari Madrasah Aliyah Negeri tahun 1985, Cak Imin kemudian melanjutkan pendidikan sarjananya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan selesai pada usia 26 tahun.
Tidak cukup sampai di situ, Cak Imin kemudian melanjutkan kuliah untuk meraih gelar master 10 tahun kemudian di Universitas Indonesia (UI) bidang komunikasi dan lulus pada tahun 2001.
Pada bangku perkuliahan, pengalaman Cak Imin digodok lebih matang menjadi politikus yang andal. Cak Imin dalam beberapa kesempatan sering terlibat aktif dalam diskusi-diskusi serta pergerakan mahasiswa Islam.
Suami dari Rustini Martdho ini kemudian bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan terpilih menjadi ketua cabang PMII Yogyakarta pada 1994-1997. Selain itu, Cak Imin juga aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Memasuki era reformasi, sepak terjang Cak Imin semakin menggeliat, karir politiknya turut menggebu seiring lahirnya era tersebut, ia bersama tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama termasuk Abdurrahman Wahid mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Cak Imin sendiri ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB.
Bapak dari tiga orang anak ini mulai turut masuk jajaran legislator pada Pemilihan Umum (Pemilu) 1999, Cak Imin terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pada usia 33 tahun, bahkan Cak Imin juga pernah menjadi Wakil Ketua DPR RI periode 1999-2004. Cak Imin termasuk pimpinan termuda di DPR yang pernah ada saat itu.
Terus melejit, kariernya bersama PKB, pada Pemilu 2004, Cak Imin terpilih kembali menjadi anggota DPR dan kembali menjadi Wakil Ketua DPR RI periode 2004-2009. Bahkan pada pemilu berikutnya, Cak Imin sukses kembali untuk ketiga kalinya menjadi anggota DPR periode 2009-2014.
Pada capaian ketiga kalinya melenggang ke Senayan itulah Cak Imin dipinang Presiden Susilo Bambang Yudhoyo (SBY) untuk dipercaya menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) 2009-2014.
Masa jabatan menteri hampir berakhir, di penghujung 2014, secara aklamasi Cak Imin kembali terpilih menjadi Ketua Umum DPP PKB pada 2014, namanya sempat disandingkan dengan Joko Widodo oleh pendukungnya sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019, namun hal tersebut urung terjadi.
Sebelum pelantikan pimpinan DPR kali ini PKB sempat memunculkan nama Jazilul Fawaid untuk duduk sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2019-2024, tetapi PKB akhirnya memutuskan Cak Imin maju menjelang pelantikan lima pimpinan DPR.
Rapat Paripurna DPR RI sendiri telah menetapkan lima pimpinan DPR RI periode 2019-2024. Struktur lima pimpinan tersebut terdiri dari satu Ketua dan empat Wakil Ketua DPR.
Ketua DPR RI dijabat oleh Puan Maharani dari Fraksi PDIP, sedangkan Wakil Ketua DPR adalah Aziz Syamsuddin dari Fraksi Golkar, Sufmi Dasco Ahmad dari Fraksi Gerindra, Rachmat Gobel Fraksi NasDem, dan Muhaimin Iskandar yang berasal dari Fraksi PKB.
Pimpinan DPR RI periode 2019-2024 dilantik dan dilakukan pengambilan sumpah jabatan yang dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung Muhammad Hatta Ali pada forum rapat paripurna penetapan pimpinan di Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (1/10).
Pengambilan sumpah jabatan tersebut dilakukan setelah sebelumnya nama-nama ketua dan wakil ketua DPR RI periode 2019-2024 disebutkan oleh pimpinan sementara sidang paripurna yakni anggota tertua Abdul Wahab Dalimunthe yang berusia 80 tahun dari Fraksi Partai Demokrat dan Hillarry Brigitta Lasut yang berusia 23 tahun dari Fraksi Partai Nasdem sebagai anggota termuda.
Nama yang akhirnya muncul dan keluar ternyata cukup mengejutkan publik yaitu Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Cak Imin sapaan akrab Muhaimin Iskandar sebelumnya sempat dicanangkan menjadi target duduk sebagai Ketua MPR RI, namun sepertinya PKB memiliki pandangan lain.
Karir politik Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar terbilang cukup rapi, berawal dari aktivis, kemudian menjadi pengurus partai, dan selanjutnya sempat menjadi anggota dewan bahkan pernah menjabat menteri. Sosok Cak Imin berdasarkan data patut dijadikan panutan baik bagi kader PKB maupun sebagian warga Nahdlatul Ulama (NU) atau nahdliyin.
Pria asal Jombang ini memiliki hubungan dekat dengan Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Gus Dur merupakan paman dari Cak Imin. Lahir di Jombang, Jawa Timur 24 September 1966, Cak Imin memiliki karakter ketokohan yang kuat di PKB, ia dikenal sebagai sosok yang toleran dan mampu beradaptasi dengan koalisi siapa saja, asal sejalan dengan PKB.
Ayah dari Cak Imin adalah Muhammad Iskandar, guru di Pondok Pesantren Manbaul Ma'arif, Jombang, Jawa Timur, pandangan sosok ayahnya nampaknya cukup kuat mempengaruhi pandangan politik Cak Imin.
Gus Imin atau sapaan lain Cak Imin, merupakan tamatan pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang dan Madrasah Aliyah Negeri I Yogyakarta. Ia lulus dari Madrasah Aliyah Negeri tahun 1985, Cak Imin kemudian melanjutkan pendidikan sarjananya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan selesai pada usia 26 tahun.
Tidak cukup sampai di situ, Cak Imin kemudian melanjutkan kuliah untuk meraih gelar master 10 tahun kemudian di Universitas Indonesia (UI) bidang komunikasi dan lulus pada tahun 2001.
Pada bangku perkuliahan, pengalaman Cak Imin digodok lebih matang menjadi politikus yang andal. Cak Imin dalam beberapa kesempatan sering terlibat aktif dalam diskusi-diskusi serta pergerakan mahasiswa Islam.
Suami dari Rustini Martdho ini kemudian bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan terpilih menjadi ketua cabang PMII Yogyakarta pada 1994-1997. Selain itu, Cak Imin juga aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Memasuki era reformasi, sepak terjang Cak Imin semakin menggeliat, karir politiknya turut menggebu seiring lahirnya era tersebut, ia bersama tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama termasuk Abdurrahman Wahid mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Cak Imin sendiri ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB.
Bapak dari tiga orang anak ini mulai turut masuk jajaran legislator pada Pemilihan Umum (Pemilu) 1999, Cak Imin terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pada usia 33 tahun, bahkan Cak Imin juga pernah menjadi Wakil Ketua DPR RI periode 1999-2004. Cak Imin termasuk pimpinan termuda di DPR yang pernah ada saat itu.
Terus melejit, kariernya bersama PKB, pada Pemilu 2004, Cak Imin terpilih kembali menjadi anggota DPR dan kembali menjadi Wakil Ketua DPR RI periode 2004-2009. Bahkan pada pemilu berikutnya, Cak Imin sukses kembali untuk ketiga kalinya menjadi anggota DPR periode 2009-2014.
Pada capaian ketiga kalinya melenggang ke Senayan itulah Cak Imin dipinang Presiden Susilo Bambang Yudhoyo (SBY) untuk dipercaya menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) 2009-2014.
Masa jabatan menteri hampir berakhir, di penghujung 2014, secara aklamasi Cak Imin kembali terpilih menjadi Ketua Umum DPP PKB pada 2014, namanya sempat disandingkan dengan Joko Widodo oleh pendukungnya sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019, namun hal tersebut urung terjadi.
Sebelum pelantikan pimpinan DPR kali ini PKB sempat memunculkan nama Jazilul Fawaid untuk duduk sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2019-2024, tetapi PKB akhirnya memutuskan Cak Imin maju menjelang pelantikan lima pimpinan DPR.
Rapat Paripurna DPR RI sendiri telah menetapkan lima pimpinan DPR RI periode 2019-2024. Struktur lima pimpinan tersebut terdiri dari satu Ketua dan empat Wakil Ketua DPR.
Ketua DPR RI dijabat oleh Puan Maharani dari Fraksi PDIP, sedangkan Wakil Ketua DPR adalah Aziz Syamsuddin dari Fraksi Golkar, Sufmi Dasco Ahmad dari Fraksi Gerindra, Rachmat Gobel Fraksi NasDem, dan Muhaimin Iskandar yang berasal dari Fraksi PKB.
Pimpinan DPR RI periode 2019-2024 dilantik dan dilakukan pengambilan sumpah jabatan yang dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung Muhammad Hatta Ali pada forum rapat paripurna penetapan pimpinan di Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (1/10).
Pengambilan sumpah jabatan tersebut dilakukan setelah sebelumnya nama-nama ketua dan wakil ketua DPR RI periode 2019-2024 disebutkan oleh pimpinan sementara sidang paripurna yakni anggota tertua Abdul Wahab Dalimunthe yang berusia 80 tahun dari Fraksi Partai Demokrat dan Hillarry Brigitta Lasut yang berusia 23 tahun dari Fraksi Partai Nasdem sebagai anggota termuda.