Kupang,(AntaraSulut) - Gereja sejagat memperingati Hari Komunikasi Sosial sedunia ke-51, Minggu, dengan tema "Jangan Takut Aku Besertamu".
"Tema ini dilatari oleh keadaan dunia saat ini, termasuk juga di Tanah Air yang tengah berada dalam lingkaran keresahan, ketakutan, kecemasan dan keputusasaan," kata Pastor Ziku dari Kongregasi Claretian Kupang, Minggu.
Ketika memimpin misa bersama umat di Kapela St Fransiskus Xaverius Naimata Kupang, Pastor Ziku mengatakan berkat kemajuan teknologi, akses ke media kini semangkin memungkinkan banyak orang dapat berbagai berita dan menyebarkan ke publik.
"Saya ingin memotivasi siapapun agar senantiasa berperilaku secara konstruktif dalam menyingkapi cara-cara berkomunikasi dengan mengesampingkan segala prasangka terhadap orang lain," ujarnya.
Selain itu, mendorong terciptanya abad perjumpaan, karena hal ini akan membantu semua orang memandang dunia di sekitarnya dengan penuh kepercayaan.
Ia mengatakan saatnya bagi siapa pun dapat memutus mata rantai kecemasan dan membendung ketakutan yang muncul karena terlalu fokus pada berita-berita buruk, seperti perang, terorisme, skandal, dan segala macam berita tentang kegagalan manusia.
Tetapi lebih dari itu, "kita harus berusaha untuk mengatasi kepuasan dan sikap tarik diri yang makin berkembang sehingga menimbulkan ketakutan atau gagasan bahwa kejahatan tidak ada batasnya".
Apalagi, katanya, di industri komunikasi, berita baik diyakini tidak punya nilai jual semntara tragedi kemanusiaan dan misteri kejahatan malah dengan mudah dikemas sebagai hiburan.
Karena itu, komunikasi terbuka dan kratif yang tidak berusaha menangguhkan kejahatan, melainkan fokus pada solusi dan menginspirasi pendekatan positif dan bertanggung jawab bagi pihak penerima informasi.
Kabar itu di era sekarang sebagian besar disampaikan selain lewat karya-karya jurnalistik juga melalui berbagai sarana dan media sosial.
Di zaman sekarang, katanya, internet lebih menjadi sebuah forum untuk pertanyaan dan jawaban.
Memang, manusia zaman kini sering diterpa dengan jawaban-jawaban untuk pertanyaan yang tidak pernah mereka ajukan dan kebutuhan yang tidak pernah mereka sadari.