Manado (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) penyuluh agama Konghucu, di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Di Sulut, umat Konghucu mendapatkan perhatian dari Kemenag dengan diterimanya formasi penyuluh pendidikan agama. Kemenag wajib memberikan pelayanan bukan sebatas memberikan pembinaan," kata Kakanwil Kemenag Sulut Ulyas Taha, di Manado, Senin.
Dia mengatakan karena pembinaan itu untuk semua agama, tetapi pelayanan itu di mana juga memberikan fasilitas prasarana maupun sumber daya manusianya.
Dari Sulut diupayakan sembilan penyuluh agama Konghucu, tetapi yang mendaftar hanya tujuh.
"Kami harap ke depan, penyuluh agama Konghucu akan semakin banyak dan berkualitas, sehingga mampu memberikan dampak bagi umat," katanya.
Umat Konghucu Indonesia menggelar Perayaan Imlek 2576 Kongzili tahun 2025 di Sutan Raja Hotel, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, pada Minggu (9/2).
Kakanwil mengapresiasi kegiatan itu dan peranan umat agama Konghucu bagi negara, telah 25 tahun agama Khonghucu diterima sebagai menjadi agama resmi di Indonesia.
Dia mengatakan, pengakuan terhadap agama oleh negara menandakan bahwa kehidupan keberagamaan di Indonesia semakin baik.
Ini tentu harapan dari Gus Dur dulu sebagai Presiden RI yang menetapkan Konghucu sebagai agama resmi. Harapannya kontribusi masyarakat yang beragama Konghucu di Indonesia menjadi maksimal.
Walaupun sudah ada di nusantara selama ratusan tahun, pengakuan resmi dari negara terhadap agama Konghucu baru datang pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di tahun 2000.
Selain memberikan pengakuan, Gus Dur juga membebaskan masyarakat Konghucu yang notabene adalah keturunan China untuk menjalankan ibadah agamanya secara terbuka dan merayakan hari keagamaan mereka.