Manado (ANTARA) - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulawesi Utara (Sulut) Ivanry Matu mengatakan Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait impor, membuka peluang ekspor Sulut ke negara itu.
"Memang ekspor Sulut ke AS paling banyak dari hasil laut, dan nilainya juga belum terlalu besar dibanding ekspor ke China dan negara lainnya," kata Ivanry, di Manado, Sabtu.
Jadi, katanya, untuk dampak ke Sulut rasanya sangat kecil, justru kalau dilihat, kebijakan Trump ini jadi peluang, karena ekspor laut dari China ke Amerika diprediksi akan berkurang akibat pengenaan tarif yang sangat tinggi.
Hal ini akan membuka peluang ekspor bagi Sulut untuk menutupi kuota ekspor China ke Amerika, artinya produk ikan ini adalah produk yang dicari di Amerika dengan segmen target pasar kelas atas, yang mana soal harga itu bukan faktor utama tapi kualitas, jadi Sulut seharusnya mengisi kekosongan itu.
Namun, katanya, saingan Sulut adalah Filipina dan Singapura, karena tarif impor mereka lebih rendah dibanding Indonesia, karena itu bisa saja terjadi pengekspor Filipina dan Singapura akan memburu hasil laut di Sulut untuk diekspor ke USA.
Ivanry mengatakan sebenarnya peluang juga bagi pengekspor Indonesia karena permintaan ekspor ke Filipina dan Singapura pasti akan meningkat, belum termasuk dengan target baru negara tujuan ekspor.
Para pengekspor, katanya, harus pintar menemukan para pengimpor di USA yang selama ini mengharapkan dari China tapi akan berkurang, mereka juga kesulitan karena sudah punya market rutin yang harus disuplai.
"Bagi kami ini adalah peluang, tapi harus dikelola dengan profesional agar dapat memberikan dampak ekonomi bagi daerah," jelasnya.