Manado (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) terus memperkuat karakter moderasi beragama kepada tenaga pendidik, termasuk di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan penguatan karakter pendidik, kami melakukan pembinaan dalam penguatan nilai-nilai pendidikan dan moderasi beragama di lingkungan sekolah," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bitung Yahya W Pasiak di Bitung, Sabtu.
Pasiak memberikan motivasi yang mendalam kepada para guru dan staf SMP Negeri 1 Bitung, menekankan pentingnya kesabaran dan keikhlasan dalam menjalankan tugas sebagai pendidik.
“Setiap langkah yang dilakukan seorang guru dengan ikhlas merupakan doa yang tidak terucap, yang akan membawa keberkahan dalam kehidupan," ujar Pasiak.
Dia juga memaparkan secara komprehensif tentang konsep moderasi beragama dalam konteks pendidikan. Ada empat indikator utama moderasi beragama yang harus dipahami dan diimplementasikan oleh para pendidik.
Pertama, komitmen kebangsaan, yakni para guru diminta untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan cinta Tanah Air kepada peserta didik, sambil tetap menjaga nilai-nilai keislaman yang moderat.
Kedua, toleransi, yakni pentingnya mengajarkan dan mempraktikkan sikap saling menghargai perbedaan, baik dalam konteks internal umat beragama maupun antar-umat beragama.
Ketiga, anti-kekerasan, yakni menekankan pendekatan dialog dan komunikasi yang konstruktif dalam menyelesaikan setiap permasalahan, menghindari cara-cara kekerasan dalam bentuk apapun, sedangkan keempat, akomodatif terhadap kebudayaan lokal, yakni mengajarkan pentingnya menghargai dan melestarikan kearifan lokal yang sejalan dengan nilai-nilai agama.
Pasiak juga memberikan perhatian khusus pada pentingnya adaptasi metode pembelajaran di era digital.
"Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah mengubah pola komunikasi dan cara belajar siswa. Para guru harus mampu menyesuaikan pendekatan pembelajaran mereka dengan karakteristik generasi digital, tanpa mengorbankan nilai-nilai fundamental pendidikan dan agama," ujarnya.
Ia menekankan pentingnya membangun komunikasi yang efektif dengan peserta didik. Di era digital ini, guru dituntut tidak hanya mahir dalam materi pembelajaran, tetapi juga harus mampu menjadi pembimbing yang memahami karakteristik dan kebutuhan siswa modern.
"Kita harus menyadari bahwa peran guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing yang membantu membentuk karakter dan kepribadian siswa. Dalam konteks ini, pemahaman terhadap moderasi beragama menjadi sangat penting untuk mencegah radikalisme dan ekstremisme di kalangan generasi muda," katanya.
Program pembinaan ini diharapkan dapat berlanjut secara berkala untuk memastikan kualitas pendidikan SMP N 1 Bitung terus meningkat, sejalan dengan tuntutan zaman dan tetap berpegang pada nilai-nilai moderasi beragama.