Manado (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Andry Prasmuko mengatakan hilirisasi perikanan merupakan salah satu kunci dalam mengakselerasi kinerja perekonomian di Provinsi Sulut.
"Hal ini mengingat besarnya potensi sumber daya perikanan yang dimiliki oleh Sulawesi Utara," kata Andry, di Manado, Selasa.
Dia mengatakan, beberapa tantangan mempengaruhi perkembangan hilirisasi perikanan di Sulawesi Utara.
"Tantangan di sisi hulu terutama fluktuasi ketersediaan bahan baku seiring belum terintegrasinya perusahaan penangkapan dan pengolahan ikan," katanya.
Di samping itu, katanya, volume persediaan bahan baku dipengaruhi oleh kondisi musim, kendala ketersediaan BBM solar untuk melaut, dan armada perikanan masih di dominasi kapal-kapal kecil (kapal <5 GT).
Dari sisi hilir, katanya, ekspor perikanan ke pasar Eropa masih terkendala bea masuk yang tinggi, sehingga produk ekspor Indonesia masih kalah bersaing dengan produk serupa dari Vietnam, Filipina, dan Thailand.
Untuk itu, katanya, diperlukan dukungan pemerintah terkait percepatan penyelesaian perjanjian kerjasama perdagangan Eropa-Indonesia yaitu European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU – CEPA), sehingga produk ekspor Indonesia dapat lebih kompetitif.
Pertumbuhan ekonomi Sulut pada triwulan II 2024 tumbuh 5,13 persen (yoy) tetap kuat dan konsisten di atas rata-rata kinerja perekonomian nasional.