Manado (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Andry Prasmuko mengatakan pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencapai 431.548.
"Pemerintah juga memandang bahwa digitalisasi memiliki peran yang kunci dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi setelah pandemi," kata Andry, di Manado, Senin.
Ia mengatakan digitalisasi terutama dalam pola perdagangan dan transaksi pembayaran menunjukkan perkembangan yang signifikan pasca pandemi.
Ia menjelaskan hingga akhir semester pertama 2024, menunjukkan jumlah merchant QRIS di Provinsi Sulawesi Utara sudah mencapai 280.129 merchants dan 431.548 pengguna serta 8,5 juta volume transaksi.
Andry mengatakan berbagai kegiatan di Sulut seperti North Sulawesi Investment Forum (NSIF) 2024 dengan kegiatan Kawanua Digital Implementation (Digitation) yang diharapkan dapat mendorong transaksi pembayaran non-tunai.
Serta, mendorong komitmen peningkatan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah.
Untuk meningkatkan layanan digital hingga di kabupaten dan kota di Sulut, maka dilakukan kesepakatan kepala daerah Kota Manado, Kota Tomohon, dan Kabupaten Kepulauan Sangihe, terkait optimalisasi pajak daerah diantaranya penerapan opsen pajak kendaraan bermotor (PKB), bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB), mineral bukan logam batuan (MBLB).
Pihaknya juga bersama pemerintah telah melakukan peluncuran digitalisasi pembayaran menggunakan QRIS pada retribusi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) di Kota Bitung dan pembayaran sewa rusunawa di Kota Manado.
BI juga mengapresiasi pemenang QRIS afiliator kepada PJP Bank di Sulawesi Utara 2024 yaitu Bank Mandiri, BCA, BNI, dan Maybank.