Manado (ANTARA) - Fungsi intermediasi perbankan yang beraktivitas di Sulawesi Utara (Sulut) mengalami peningkatan di tengah ketidakpastian perekonomian global saat ini.
"Hal itu tercermin dalam penyaluran kredit pada April 2024 yang tumbuh sebesar 11,58 persen (year on year/yoy) menjadi Rp51,29 triliun, sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 3,56 persen (yoy) menjadi Rp31,97 triliun," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulut Gorontalo dan Maluku Utara (Sulutgomalut) Robert Sianipar, di Manado, Selasa.
Dia mengatakan peningkatan pembiayaan itu didorong oleh permintaan kredit, baik korporasi atau dunia usaha maupun konsumsi.
Sedangkan untuk Loan Deposit Rasio (LDR) perbankan Sulut hingga April 2024 sebesar 109,21 persen.
LDR perbankan Sulut yang berada di atas 100 menandakan ada dana dari luar yang masuk ke Sulut dan disalurkan sebagai kredit.
Selain itu, risiko kredit juga tetap terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang rendah sebesar 1,84 persen.
Aset industri perbankan Provinsi Sulut pada posisi April 2024 juga mengalami peningkatan sebesar 12,77 persen (yoy) menjadi Rp96,72 triliun.
Ke depan, katanya pula, pihaknya akan terus mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan dan memperkuat sinergi dengan pemerintah dan pelaku usaha.
Ia menegaskan bahwa ketahanan perbankan tetap terjaga baik. Hal ini tercermin dari permodalan yang kuat dan risiko kredit yang rendah.