Manado (ANTARA) - Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan Sulawesi Utara menggandeng perbankan untuk menurunkan angka stunting di provinsi berpenduduk 2,6 juta jiwa tersebut.
"Kami sudah menjalin kerja sama dengan beberapa mitra kerja perbankan, salah satunya yaitu BSI bahkan juga dari Kejati Sulut," kata Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Sulut, Jeanny Yola Winokan di Manado, Selasa.
Jeanny mendampingi Inspektur Wilayah II Kombes Pol Hery Wiyanto saat mengunjungi keluarga berisiko stunting di Kelurahan Kombos, Kota Manado dalam rangka perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32.
Kemendukbangga/BKKBN Sulut, kata dia, mendapatkan mandat dari menteri untuk menyukseskan lima program Quick Wins, yaitu Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting), Lansia Berdaya (Sidaya), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (Gati), serta Super Apps Keluarga Indonesia.
"Genting adalah salah satu program paling utama dalam rangka mencegah stunting. Mencegah stunting itu dilakukan melalui upaya-upaya kolaborasi dengan para pemangku kepentingan terkait," katanya.
Kerja sama dengan para pihak tersebut, harap dia, dapat meluas ke kabupaten dan kota, termasuk di Kota Manado.
"Kami merasa hal ini merupakan kewajiban kami melihat bagaimana keluarga-keluarga yang tidak mampu itu juga bisa sejajar bersama-sama dengan keluarga-keluarga lainnya," kata Jeanny menambahkan.
Mencapai hal itu, kata dia, bukan hanya tugas BKKBN, tetapi perlu ada kolaborasi serta memperluas akses dibangun kemitraan dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota.
Jeanny mengatakan, selain pemberian bantuan makanan bergizi, Kemendukbangga/BKKBN Sulut merencanakan pemberian bantuan nonnutrisi seperti pembuatan jamban sehat.
"Kami akan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Manado, di mana salah satu syarat untuk mendapatkan bantuan jamban sehat yaitu tanah sudah menjadi milik keluarga. Nah kita akan bangun koordinasi dengan pemerintah kota," ujarnya.
Berdasarkan data, prevalensi stunting Sulut pada tahun 2023 mencapai 21,3 persen, yang ditargetkan turun menjadi 19,0 persen di tahun 2025 dan diharapkan mencapai 5,9 persen di tahun 2045.