Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral membantah informasi yang menyatakan bahwa Pulau Tagulandang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara akan tenggelam akibat erupsi Gunung Ruang.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa informasi yang memuat narasi akan tenggelamnya Pulau Tagulandang mencuat menjadi konsumsi publik seiring terjadi rentetan erupsi Gunung Ruang pada 17 April dan 30 April 2024.
Badan Geologi menegaskan bahwa informasi itu tidak benar atau bohong dan telah meresahkan masyarakat, khususnya penduduk di Pulau Tagulandang yang saat ini sedang menghadapi dampak bencana.
Merespons hal tersebut, Wafid meminta masyarakat untuk tetap tenang dengan tidak termakan oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan seperti itu.
Pihaknya telah menyiapkan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat untuk mengetahui kabar seputar perkembangan aktivitas Gunung Ruang. Mulai dari informasi digital melalui aplikasi MAGMA Indonesia, dan laman internet PVMBG.
Termasuk juga telah menyiagakan para petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ruang di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Sitaro dan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung, Jawa Barat untuk melayani kebutuhan informasi kepada masyarakat.
Diketahui, Informasi terbaru dari tim Badan Geologi melaporkan aktivitas Gunung Ruang masih tinggi sebagaimana hasil dari pengamatan yang dilakukan pada Jumat (3/5) malam.
Dalam pengamatan tersebut tim Badan Geologi masih merekam gempa letusan, gempa vulkanik dangkal, dalam dan gempa tektonik jauh, serta tremor menerus dengan energi yang relatif kecil.
Kemudian, pengamatan secara visual juga masih didapati asap kawah berwarna putih-kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi pada kisaran 100-300 meter dari puncak kawah.
Atas kondisi tersebut sebelumnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan pihaknya menargetkan semua warga Tagulandang yang bermukim pada radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Ruang harus segera dievakuasi menuju tempat pengungsian di luar pulau itu.