Manado (ANTARA) - Kakanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Utara (Sulut) H Sarbin Sehe mengatakan kualitas ibadah puasa berada pada nilai keikhlasan menjalankan ibadah semata-mata karena Allah.
"Ibadah puasa dalam perspektif Al Quran adalah ibadah yang sudah ada sebelum datang Islam. Al Quran menyebutkan berpuasalah sebagaimana orang-orang sebelum kamu. Ibadah puasa sesungguhnya tidak berat bagi setiap Muslim, karena sudah dan dicontohkan umat terdahulu," kata Sarbin di Manado, Rabu.
Dia mengatakan bulan suci Ramadhan adalah bulan yang dikhususkan umat Islam menjalankan ibadah puasa.
Ibadah puasa diperlukan stamina tubuh yang prima, sebab mereka yang dalam perjalanan jauh atau musafir dapat berbuka atau tidak berpuasa, dan akan menggantikan setelah Ramadhan.
"Menjaga ibadah puasa dengan baik sesuai kaifiat agar ibadah puasa lebih bermakna," katanya.
Kualitas ibadah puasa tidak ditentukan pada kemampuan menahan lapar dan haus, melainkan pada nilai keikhlasan menjalankan ibadah puasa, semata-mata karena Allah.
Kakanwil menjelaskan salah satu keistimewaan bulan suci Ramadhan adalah sunnah mengerjakan shalat Tarawih. Hukumnya sunnah, namun shalat Tarawih hanya dikerjakan pada bulan suci Ramadhan.
Sarbin mengajak kepada jamaah agar tekun, rajin dan istiqamah melaksanakan shalat Tarawih, melengkapi ibadah puasa.
Ia menjelaskan hhalat Tarawih memiliki makna lebih dari shalat sunnah lainnya, seperti witir, tahajud, hajat, yang bisa dikerjakan setiap saat di luar bulan suci Ramadhan.
"Manfaatkan momen Ramadhan dengan sebaik-baiknya mengerjakan shalat sunnah Tarawih," katanya.