Manado (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) melakukan simulasi manasik haji kepada siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) seluruh Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Manasik haji sangat penting diberikan sejak usia dini, sehingga mereka akan lebih paham," kata Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Minahasa Dolie tangian, di Manado, Kamis.
Dia mengatakan pembelajaran manasik haji ketika diperkenalkan sejak dini, maka anak-anak akan mengetahui bahwa manasik haji adalah rukun kelima dan wajib bagi umat Islam.
Ke depan anak-anak akan termotivasi dan berniat, bahkan setelah dewasa akan menabung agar dapat melaksanakan ibadah haji ke tanah suci.
Sebab, usia anak-anak adalah waktu emas di mana daya ingat anak dapat dengan mudah menyerap informasi dan pembelajaran baru akan suatu hal, contohnya pendidikan agama.
Melalui manasik haji, membantu anak memahami ibadah haji sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan jika mampu.
Suatu upaya melakukan pembelajaran nilai-nilai agama sejak dini dengan metode simulasi yang mudah.
Melatih disiplin anak sejak dini dengan melakukan urutan-urutan rukun haji secara tepat.
Mengikuti manasik haji akan mendatangkan kesan mendalam pada anak, sehingga dapat membentuk pribadi anak sejak dini.
Aktivitas kognitif anak menjadi terangsang, karena dalam manasik haji anak akan banyak mendengar, menghapal, dan melantunkan doa-doa di tiap aktivitas yang berbeda, seperti saat sedang melempar jumrah, sa'i, atau thawaf.
Lalu, memberi anak pengetahuan mengenai bentuk Ka'bah sesungguhnya melalui replika yang sangat mirip dan memberitahukan apa fungsinya bagi umat Islam.*