Manado (ANTARA) - Warga Pulau Siau di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Provinsi Sulawesi Utara, diminta mewaspadai dampak awan panas guguran dari Gunung Karangetang.
Dalam laporan evaluasi periode 23-30 September 2023 yang dibagikan oleh Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia P Tatipang dalam grup percakapan di Manado, Rabu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan menyampaikan bahwa akumulasi material hasil erupsi efusif yang ada di lembah-lembah atau jalur luncuran/guguran lava pijar berpotensi menjadi guguran lava atau awan panas.
"Sehingga perlu kewaspadaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya," katanya.
Di samping mewaspadai kemungkinan terjadi guguran lava atau awan panas, menurut dia, warga Pulau Siau perlu mewaspadai lahar ketika melewati lembah atau sungai pada musim penghujan.
"Aktivitas erupsi Gunung Karangetang secara visual, instrumental, dan potensi bahaya masih tinggi," katanya, menambahkan, status aktivitas gunung api itu masih di Level 3 atau Siaga.
Selama Gunung Karangetang berstatus Siaga, warga, pengunjung, dan wisatawan tidak diperbolehkan beraktivitas atau mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama (selatan) dan kawah dua (utara) serta area dalam radius 3,5 kilometer di sektor barat daya, selatan, dan tenggara.
Masyarakat sekitar gunung dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut guna menghadapi kemungkinan terjadi hujan abu, yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Hendra menyampaikan bahwa pemerintah daerah disarankan memantau aktivitas Gunung Karangetang berkoordinasi dengan Pos Pemantau Gunung Api Karangetang di Desa Salili, Kecamatan Siau Tengah, Kabupaten Kepulauan Sitaro, serta PVMBG.
Ia mengatakan bahwa perkembangan aktivitas Gunung Karangetang juga dapat dipantau setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga Pulau Siau diminta mewaspadai awan panas guguran Karangetang