Manado (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM ingatkan masyarakat mewaspadai potensi ancaman guguran awan panas Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut.
"Waspadai potensi guguran awan panas karena kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu waktu dapat runtuh bersamaan dengan keluarnya lava," kata Kepala Badan Geologi, Sugeng Mujiyanto dalam evaluasi aktivitas Gunung Karangetang periode 26 Mei hingga 1 Juni 2023 yang dibagikan Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang dalam grup percakapan, Jumat.
Menurut dia, karakteristik guguran awan panas Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor.
Dia menjelaskan, erupsi efusif Gunung Karangetang masih terjadi, lava keluar dari bagian barat daya kawah utama mengarah ke Kali Batang, Timbelang dan Beha Barat sejauh sekitar 1.200 meter.
Sementara, guguran lava yang ke arah selatan masuk ke Kali Batuawang dan Kali Kahetang dengan jarak luncur sekitar 1.500 meter.
"Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran masih terekam tinggi," katanya.
Dia menambahkan, kejadian erupsi efusif masih terus terjadi, data visual tampak aliran lava yang mengarah ke tenggara sejak 24 Mei 2023 sudah berkurang.
Sedangkan, aktivitas luncuran lava masih terkonsentrasi ke arah barat daya dan selatan dengan jarak luncur maksimum sekitar 1.500 meter dari kawah utama.
Guguran awan panas pada periode ini tidak terjadi, namun perlu diwaspadai kemungkinan awan panas guguran terjadi ke arah selatan atau mengarah ke kali Kahetang dan Kali Batuawang.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PVMBG ingatkan masyarakat waspadai guguran awan panas Karangetang