Pemkab Kepulauan Sangihe lakukan intervensi turunkan kasus stunting
Manado (ANTARA) - Bupati Kepulauan Sangihe dr Rinny Tamuntuan mengatakan, pemerintah daerah terus melakukan intervensi menurunkan prevalensi angka stunting di daerah tersebut.
"Kami akan berupaya optimal bersama para pemangku kepentingan menurunkan angka stunting hingga 15,9 persen di akhir tahun ini," sebut Bupati Rinny di Tahuna, Kamis.
Langkah intervensi yang telah dilakukan pemerintah kabupaten adalah membangun pos-pos gizi di setiap desa, maksudnya adalah agar masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas tersebut untuk berkonsultasi.
Intervensi berikutnya adalah 'Senin Ceria', dimaksudkan agar setiap kepala dinas mengambil peran menangani satu anak stunting sehingga target angka prevalensi stunting di tahun 2024 berada di bawah 14 persen.
Pemerintah kabupaten, kata dia, menargetkan angka prevalensi stunting di tahun 2024 mendatang sebesar 13,5 persen.
"Memang mencapai semua ini (target) masih perlu kerja keras, walaupun juga untuk penanganan kasus ini juga memanfaatkan anggaran dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten," katanya.
Dia menambahkan, posyandu juga memberikan peran besar dalam menurunkan angka stunting melalui pemberian makanan tambahan untuk anak-anak yang datang ke pusat layanan kesehatan tersebut.
"Kami berharap posyandu yang ada di setiap desa ikut berperan optimal dalam menurunkan angka stunting ini," ajaknya.
Dia menyebutkan, menurut pengukuran hasil survei status gizi balita untuk tahun 2021 angka prevalensi stunting di Kabupaten Kepulauan Sangihe berada di angka 22,77 persen.
Angka tersebut kemudian menurun di bulan Februari 2022 menjadi 18,50 persen.
"Kami akan berupaya optimal bersama para pemangku kepentingan menurunkan angka stunting hingga 15,9 persen di akhir tahun ini," sebut Bupati Rinny di Tahuna, Kamis.
Langkah intervensi yang telah dilakukan pemerintah kabupaten adalah membangun pos-pos gizi di setiap desa, maksudnya adalah agar masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas tersebut untuk berkonsultasi.
Intervensi berikutnya adalah 'Senin Ceria', dimaksudkan agar setiap kepala dinas mengambil peran menangani satu anak stunting sehingga target angka prevalensi stunting di tahun 2024 berada di bawah 14 persen.
Pemerintah kabupaten, kata dia, menargetkan angka prevalensi stunting di tahun 2024 mendatang sebesar 13,5 persen.
"Memang mencapai semua ini (target) masih perlu kerja keras, walaupun juga untuk penanganan kasus ini juga memanfaatkan anggaran dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten," katanya.
Dia menambahkan, posyandu juga memberikan peran besar dalam menurunkan angka stunting melalui pemberian makanan tambahan untuk anak-anak yang datang ke pusat layanan kesehatan tersebut.
"Kami berharap posyandu yang ada di setiap desa ikut berperan optimal dalam menurunkan angka stunting ini," ajaknya.
Dia menyebutkan, menurut pengukuran hasil survei status gizi balita untuk tahun 2021 angka prevalensi stunting di Kabupaten Kepulauan Sangihe berada di angka 22,77 persen.
Angka tersebut kemudian menurun di bulan Februari 2022 menjadi 18,50 persen.