Sitaro (ANTARA) - Sebagian warga masyarakat di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), khususnya Pulau Siau saat ini kesulitan dalam pemenuhan air bersih.
Hal ini disebabkan bak penampung warga yang sampai dengan saat ini masih mengonsumsi air hujan, terdampak hujan abu vulkanik dari Gunung Api Karangetang.
Pantauan ANTARA, ada tiga kampung dan dua kelurahan di Kecamatan Siau Timur (Sitim) yang sebagian warganya masih konsumsi air hujan, dengan menggunakan atap rumah sebagai bagian dari sarana menampung air hujan ke dalam bak penampung.
"Sejak terjadinya erupsi Gunung Api Karangetang pada bulan lalu, sampai dengan saat ini kami kesulitan menampung air karena baik bak maupun atap sudah tercemar dengan abu vulkanik," tutur Heri dan Marthinus, warga Siau Timur.
Mereka mengungkapkan bahwa, akibat dari sering terjadinya hujan abu vulkanik warga mulai kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih. Karena menurut warga, air yang dimasak kecenderungan berwarna kuning dan ketika dikonsumsi rasanya pahit, sehingga mereka memutuskan tidak lagi menampung air hujan.
"Ada air bersih yang dijual melalui kendaraan tangki air, dengan harga yang sulit dijangkau dengan kondisi perekonomian saat ini," ungkap keduanya, seraya berharap kondisi seperti ini akan secepatnya berlalu.