28 KK Kelurahan Bebali Kabupaten Sitaro diungsikan pascaerupsi Karangetang
Manado (ANTARA) - Sebanyak 28 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di Kulu dan Kola-Kola, Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, diungsikan pasca-erupsi Gunung Karangetang.
"Di Lindongan II Kelurahan Bebali (Kulu) ada sebanyak empat kepala keluarga yang diungsikan. Sementara di Lindongan III (Kola-Kola) lebih banyak yaitu 24 kepala keluarga," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Jumat.
Sebanyak 28 KK yang diungsikan terdiri dari laki-laki (39 jiwa) dan perempuan (38 jiwa) atau sebanyak 77 jiwa yang terdiri dari balita (lima jiwa), anak-anak (tujuh jiwa), dewasa (45 jiwa) dan lansia (20 jiwa). Sementara warga yang mengungsi dan tinggal di rumah keluarga sebanyak 17 jiwa.
"Mereka yang dievakuasi sejak sore hingga malam hari telah berada di ke gedung museum, sudah ditangani oleh pemerintah daerah," ujarnya.
Permukiman Kolo-Kolo, menurut Sonny, sejak dulu sudah masuk zona merah, dan ada rekomendasi dari Pos Pengamatan Gunung Api tempat tersebut dikosongkan dan telah ada tempat yang disediakan.
Hanya saja, lanjutnya, warga yang direlokasi dari tempat tersebut belum menempati lokasi yang disediakan karena pertimbangan di permukiman sebelumnya menjadi tempat berkebun dan masih memiliki rumah.
Berdasarkan rilis tanggal 8 Februari 2023, aktivitas vulkanik Gunung Karangetang dicirikan oleh pertumbuhan kubah lava yang terus bertambah umumnya terjadi pada kawah utama (bagian selatan). Karakteristik erupsinya adalah erupsi efusif (leleran lava).
Sejak 25 November 2018 pusat erupsi berada di kawah II (kawah Utara), menghasilkan endapan lava di sepanjang Sungai Malebuhe hingga mencapai laut, aktivitas erupsi di kawah Utara tampak mulai berhenti pada Maret 2019.
Pada 20 Juli 2019 erupsi efusif terjadi lagi, namun pusat aktivitas berpindah ke kawah utama (kawah Selatan), erupsi ditandai dengan terjadinya luncuran lava pijar umumnya ke bagian barat, meluncur maksimum sejauh 1.800 meter, serta luncuran ke arah tenggara, selatan dan barat daya maksimum meluncur jarak sejauh 2.200 meter dari pusat kegiatan.
Tingkat aktivitas Gunung Karangetang adalah level II (waspada) sejak 9 Februari 2021. Saat ini statusnya sudah dinaikkan menjadi siaga level III sejak 8 Februari 2023.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 28 KK Kelurahan Bebali diungsikan pasca erupsi Gunung Karangetang
"Di Lindongan II Kelurahan Bebali (Kulu) ada sebanyak empat kepala keluarga yang diungsikan. Sementara di Lindongan III (Kola-Kola) lebih banyak yaitu 24 kepala keluarga," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Jumat.
Sebanyak 28 KK yang diungsikan terdiri dari laki-laki (39 jiwa) dan perempuan (38 jiwa) atau sebanyak 77 jiwa yang terdiri dari balita (lima jiwa), anak-anak (tujuh jiwa), dewasa (45 jiwa) dan lansia (20 jiwa). Sementara warga yang mengungsi dan tinggal di rumah keluarga sebanyak 17 jiwa.
"Mereka yang dievakuasi sejak sore hingga malam hari telah berada di ke gedung museum, sudah ditangani oleh pemerintah daerah," ujarnya.
Permukiman Kolo-Kolo, menurut Sonny, sejak dulu sudah masuk zona merah, dan ada rekomendasi dari Pos Pengamatan Gunung Api tempat tersebut dikosongkan dan telah ada tempat yang disediakan.
Hanya saja, lanjutnya, warga yang direlokasi dari tempat tersebut belum menempati lokasi yang disediakan karena pertimbangan di permukiman sebelumnya menjadi tempat berkebun dan masih memiliki rumah.
Berdasarkan rilis tanggal 8 Februari 2023, aktivitas vulkanik Gunung Karangetang dicirikan oleh pertumbuhan kubah lava yang terus bertambah umumnya terjadi pada kawah utama (bagian selatan). Karakteristik erupsinya adalah erupsi efusif (leleran lava).
Sejak 25 November 2018 pusat erupsi berada di kawah II (kawah Utara), menghasilkan endapan lava di sepanjang Sungai Malebuhe hingga mencapai laut, aktivitas erupsi di kawah Utara tampak mulai berhenti pada Maret 2019.
Pada 20 Juli 2019 erupsi efusif terjadi lagi, namun pusat aktivitas berpindah ke kawah utama (kawah Selatan), erupsi ditandai dengan terjadinya luncuran lava pijar umumnya ke bagian barat, meluncur maksimum sejauh 1.800 meter, serta luncuran ke arah tenggara, selatan dan barat daya maksimum meluncur jarak sejauh 2.200 meter dari pusat kegiatan.
Tingkat aktivitas Gunung Karangetang adalah level II (waspada) sejak 9 Februari 2021. Saat ini statusnya sudah dinaikkan menjadi siaga level III sejak 8 Februari 2023.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 28 KK Kelurahan Bebali diungsikan pasca erupsi Gunung Karangetang