Manado (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven O.E. Kandouw bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait misi dagang dan investasi antara kedua provinsi tersebut.
Wagub Kandouw mewakili Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya kepada Jatim, khususnya Gubernur Khofifah yang telah memilih Provinsi Sulut sebagai mitra misi dagang dan investasi.
“Terimakasih sekali Ibu Gubernur atas kerjasama ini. Terlebih, Sulut belum pernah mendapatkan kunjungan misi perdagangan dari provinsi-provinsi lain, baru Jatim. Semoga Ibu bisa sering datang ke sini,” kata Kandouw.
“Memang dibandingkan Jatim, Sulut relatif kecil dalam sejumlah aspek. Meski demikian, Sulut patut berbangga karena dalam hal angka kemiskinan paling rendah se-Sulawesi, dengan angka pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional, di tengah pandemi COVID-19,” sambungnya.
Terkait substansi kegiatan, Wagub Steven mengaku memang mengharapkan terciptanya kerja sama dagang antara Sulut dan Jatim, mengingat tiga kabupaten di Sulut yang ada di wilayah kepulauan 70 persen konsumen dagangnya berasal dari Jatim.
Untuk itu, kerja sama dagang Sulut–Jatim diharapkannya dapat membawa dampak positif terhadap hubungan antar dua provinsi guna mempererat kerjasama lintas sektor melalui peningkatan misi perdagangan dan investasi antar daerah.
Sementara itu, Gubernur Khofifah mengungkapkan bahwa industri manufaktur di Jatim yang persentasenya berada di atas 30 persen memberi banyak sekali ruang yang dapat dijadikan format partnership antara Sulut dan Jatim.
“Alhamdulillah misi dagang dan investasi ini bisa kita laksanakan, karena sebelumnya harus di-break akibat lonjakan COVID-19 yang cukup eksponensial,” kata Khofifah.
Ia lalu memaparkan, neraca perdagangan Jatim antar provinsi dan antar pulau pada semester I–2022 telah mencapai angka Rp151 triliun. Hal ini menurutnya merupakan sebuah potensi besar yang harus disikapi dengan proaktif.
“Potensi yang besar ini kalau kita tidak saling proaktif, pasarnya akan diambil ataupun digarap oleh negara lain. Itulah mengapa kami Pemprov Jatim aktif melakukan komunikasi kerjasama antar daerah,” tandasnya.
Kegiatan ini turut dihadiri Pj Sekdaprov Sulut Praseno Hadi, Kepala OJK Jatim, Kepala BI Perwakilan Sulut, Wakil Walikota Manado, para Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemprov Sulut dan Pemprov Jatim, perwakilan Kadin, serta para pelaku usaha dan stakeholder terkait.