Manado (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan Sulawesi Utara berpotensi menurunkan angka inflasi provinsi lain di Indonesia.
"Kami melihat angka inflasi Sulut yang rendah mampu menurunkan angka inflasi di daerah tetangga, karena bisa memberikan suplai produk pangan yang biasanya memicu inflasi," kata Dody dalam kegiatan Capacity Building G20 dengan topik “Sustainable Finance and Green Investment” di Manado, Senin.
Dody mengatakan pihaknya melihat Sulut memiliki potensi hijau sektor pertanian yang mampu berkontribusi pada energi hijau secara nasional.
Sehingga, katanya, dengan memprioritaskan sektor pertanian yang biasanya jadi pendorong inflasi, maka diharapkan produksi dan pendistribusiannya bisa terjaga sehingga inflasi tetap stabil.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan pihaknya akan terus bersinergi dengan instansi terkait, BI, pemangku kepentingan lainnya sehingga sama-sama memantau pergerakan harga kebutuhan pokok khususnya volatile food yang sering menjadi pemicu inflasi Sulut.
Dia mengatakan sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, inflasi Kota Manado pada Juli 2022 sebesar 0,72 persen karena adanya peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,11 di Juni 2022 menjadi 111,91 pada Juli 2022.
Kota-kota indeks harga konsumen (IHK) di Pulau Sulawesi yang berjumlah 13 kota, pada Juli 2022 tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 2,27 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Watampone sebesar 0,52 persen.
Dari 90 kota pantauan IHK nasional, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 2,27 persen dan terendah di Kota Tanjung sebesar 0,04 persen. Kota Manado menempati urutan ke-7 inflasi di Pulau Sulawesi dan urutan ke-35 secara nasional.