BPBD Bangka Barat ajak warga untuk hemat air
Mentok, Babel (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengajak warga menghemat air saat memasuki masa peralihan dari musim penghujan menuju kemarau.
"Mulai saat ini kita perlu membudayakan berhemat dalam penggunaan air agar saat musim kemarau ketersediaan air masih tetap mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Kepala BPBD kabupaten Bangka Barat Achmad Nursyandi di Mentok, Kamis.
Menurut dia, karakteristik tanah di daerah itu banyak mengandung pasir sehingga tidak cukup mampu menahan air dalam jangka waktu lama.
Untuk itu diharapkan kebiasaan berhemat air bisa dimulai saat ini, terutama bagi para pelanggan PDAM dan warga yang biasa mengambil air di beberapa sumber air baku.
"Kami berharap musim kemarau ini tidak menimbulkan kekeringan yang berkepanjangan yang bisa berdampak pada berbagai sektor," katanya.
Ia mengatakan musim kemarau tidak hanya akan berpengaruh pada berkurangnya ketersediaan air baku, namun biasanya juga akan menimbulkan kekeringan di atas permukaan tanah, rumput mengering, pohon meranggas sehingga meningkatkan potensi terjadinya kebakaran.
"Perlu antisipasi sejak dini agar kita bisa bersama-sama meminimalkan risiko terjadinya kebakaran lahan dan hutan," katanya.
Berdasarkan pengalaman, menurut dia, pada saat musim kemarau dimanfaatkan warga untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan yang dilakukan dengan cara dibakar.
Pola pembukaan lahan dengan membakar lahan dalam jumlah terbatas tersebut perlu dihindari agar tidak menjadi penyebab kebakaran lahan meluas.
"Kami terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada warga untuk bersama-sama menghindari kebakaran lahan dan hutan," katanya.
Pada 2021 BPBD Kabupaten Bangka Barat mencatat tidak ada kejadian kebakaran lahan dan hutan di daerah itu, sedangkan pada 2022 tercatat dua kali kejadian di Dusun Ahoy, Mentok dengan luas lahan sekitar satu hektare dan bangunan Gedung Olahraga Bangka Barat. Untuk kejadian kebakaran rumah, pada 2021 terjadi di sembilan lokasi, sedangkan 2022 empat lokasi.
"Untuk kebakaran rumah selama ini kejadian tunggal, kebakaran tidak merambat ke rumah lainnya dan sebagian besar karena terjadi arus pendek aliran listrik," demikian Achmad Nursyandi.
Baca juga: BPBD catat puluhan rumah di Kabupaten Luwu terdampak banjir dan longsor
Baca juga: BPBD Sangihe: Warga dilarang berada di radius 3,5 km dari puncak Awu
"Mulai saat ini kita perlu membudayakan berhemat dalam penggunaan air agar saat musim kemarau ketersediaan air masih tetap mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Kepala BPBD kabupaten Bangka Barat Achmad Nursyandi di Mentok, Kamis.
Menurut dia, karakteristik tanah di daerah itu banyak mengandung pasir sehingga tidak cukup mampu menahan air dalam jangka waktu lama.
Untuk itu diharapkan kebiasaan berhemat air bisa dimulai saat ini, terutama bagi para pelanggan PDAM dan warga yang biasa mengambil air di beberapa sumber air baku.
"Kami berharap musim kemarau ini tidak menimbulkan kekeringan yang berkepanjangan yang bisa berdampak pada berbagai sektor," katanya.
Ia mengatakan musim kemarau tidak hanya akan berpengaruh pada berkurangnya ketersediaan air baku, namun biasanya juga akan menimbulkan kekeringan di atas permukaan tanah, rumput mengering, pohon meranggas sehingga meningkatkan potensi terjadinya kebakaran.
"Perlu antisipasi sejak dini agar kita bisa bersama-sama meminimalkan risiko terjadinya kebakaran lahan dan hutan," katanya.
Berdasarkan pengalaman, menurut dia, pada saat musim kemarau dimanfaatkan warga untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan yang dilakukan dengan cara dibakar.
Pola pembukaan lahan dengan membakar lahan dalam jumlah terbatas tersebut perlu dihindari agar tidak menjadi penyebab kebakaran lahan meluas.
"Kami terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada warga untuk bersama-sama menghindari kebakaran lahan dan hutan," katanya.
Pada 2021 BPBD Kabupaten Bangka Barat mencatat tidak ada kejadian kebakaran lahan dan hutan di daerah itu, sedangkan pada 2022 tercatat dua kali kejadian di Dusun Ahoy, Mentok dengan luas lahan sekitar satu hektare dan bangunan Gedung Olahraga Bangka Barat. Untuk kejadian kebakaran rumah, pada 2021 terjadi di sembilan lokasi, sedangkan 2022 empat lokasi.
"Untuk kebakaran rumah selama ini kejadian tunggal, kebakaran tidak merambat ke rumah lainnya dan sebagian besar karena terjadi arus pendek aliran listrik," demikian Achmad Nursyandi.
Baca juga: BPBD catat puluhan rumah di Kabupaten Luwu terdampak banjir dan longsor
Baca juga: BPBD Sangihe: Warga dilarang berada di radius 3,5 km dari puncak Awu