Manado, (Antara Sulut) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sulawesi Utara mencatat terjadinya badai tropis doksuri di laut sebelah timur Filipina yang berpeluang memberikan pengaruh untuk daerah Sulawesi Utara (Sulut).
"Pengaruhnya untuk Sulut yaitu berubahnya pada pola angin, karena angin bertiup sedikit di atas rata-rata, sekitar 18-25 kilometer per jam," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Nurhadi, Rabu.
Dia mengatakan, beberapa peristiwa terbentuknya badai tropis di lautan Filipina diakibatkan terjadinya pertemuan tekanan rendah yang terjadi di Samudera Pasifik serta bagian utara Papua.
Badai tropis ini akan melewati Filipina dan secara perlahan berkurang apabila mencapai daratan di Jepang atau Taiwan.
"Badai tropis ini akan bergerak ke arah lintang yang lebih tinggi," katanya.
Dia menambahkan, lama terjadinya badai tropis ini bisa tiga hari sampai satu minggu dan sangat bergantung dari seberapa cepat pergerakannya dari lautan menuju ke daratan.
Awal Juni, Filipina dihantam badai tropis Mawar yang menyebabkan beberapa nelayan hilang dan belasan lainnya cedera.
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara sering terkena imbas ekor badai tropis yang terjadi di Samudera Pasifik dan Filipina.
Angin biasanya bertiup cukup kencang dan diikuti dengan gelombang tinggi yang menyebabkan nelayan hilang dan pelayaran terganggu.
(guntur/@antarasulutcom/T.pso-305/C/F002/F002) 27-06-2012 10:17:49