Manado (ANTARA) - Seorang pemain NBA mengecam Presiden China Xi Jinping sebagai "diktator brutal" dan menyatakan "Tibet milik rakyat Tibet". Tindakan dia diperkirakan memanaskan lagi hubungan antara China dan NBA.
Menulis lewat Twitter, Enes Kanter yang bermain sebagai center Boston Celtics, menyatakan dirinya membela warga Tibet.
"Yang terhormat Diktator Brutal XI JINPING dan Pemerintah China. Tibet itu milik rakyat Tibetan!", kata Kanter dalam Twitter-nya seperti dikutip AFP.
"Saya bergandengan tangan dengan saudara dan saudari saya rakyat Tibet, dan saya mendukung seruan Kebebasan mereka," tambah dia di samping foto sepatu kets yang berhiaskan ikonografi Tibet dan menyuarakan slogan "Bebaskan Tibet".
Selama berabad-abad Tibet gonta ganti antara merdeka dan dikuasai China yang mengaku telah "membebaskan secara damai" dataran tinggi nan terjal itu pada 1951 dan telah mengembangkan infrastruktur dan pendidikan di wilayah yang sebelumnya terbelakang tersebut.
Tetapi para pegiat hak asasi manusia dan kaum pengasingan menyebut pemerintah pusat China menindas kehidupan beragama, melakukan penyiksaan, sterilisasi paksa dan erosi budaya melalui pendidikan paksa.
Pesan Kanter yang memang vokal menyuarakan berbagai isu politik itu juga diposting dalam Facebook.
Dalam beberapa tahun terakhir, brand-brand global termasuk NBA mengalami krisis PR dan terancam dampak keuangan di China setelah menyentuh masalah-masalah yang secara politik sensitif.
Pada 2019, stasiun-stasiun televisi China batal menyiarkan pertandingan NBA setelah GM Houston Rockets Daryl Morey mencuit pesan dukungan kepada demonstrasi pro-demokrasi di Hong Kong.