Manado (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto mendorong pengembangan kopi lokal di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Tren minum kopi di negara kita ini makin hari semakin naik dengan cara meminum kopi yang semakin kekinian. Sesuai data dari Kementerian Pertanian konsumsi kopi nasional naik 10 persen di tahun 2016, sementara pada 2016-2021 tumbuh terus dengan rata-rata sekitar 8 persen per tahun," kata Kepala KPw BI Purwokerto Samsun Hadi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Samsun mengatakan hal itu saat memberi sambutan dalam kegiatan "Home Brewing Class #NgopiDirumahAja - Saatnya Belajar Meracik Kopi dari Ahlinya" yang digelar secara virtual dengan menghadirkan mentor Evani Jesslyn selaku Founder Strada Coffee.
Menurut dia, pasokan kopi Indonesia pada tahun 2021 sudah hampir mencapai 800.000 ton, sementara konsumsi masyarakat terhadap kopi sebanyak 303.370 ton, sehingga ada surplus sekitar 400.000 ton.
"Di sisi lain, kita sebenarnya termasuk negara penghasil kopi terbesar di dunia dan kopi asal Indonesia juga telah memasuki pasar ekspor. Oleh karena itu, kopi termasuk salah satu komoditas yang terus kita dorong," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan data Toffin, jumlah kedai kopi di Indonesia meningkat hampir 300 persen selama tahun 2016-2019 dengan nilai pasar kopi Rp4,8 triliun per tahun. "Kalau kita lihat di Purwokerto saja, sudah mulai banyak kedai-kedai kopi," katanya menambahkan.
Lebih lanjut, Samsub mengatakan minum kopi saat sekarang sudah menjadi gaya hidup sehingga masyarakat Purwokerto bisa menikmati kopi yang berkualitas atau enak tanpa harus mendatangi kedai-kedai kopi berlabel internasional di kota-kota besar.
Menurut dia, hal itu disebabkan kedai-kedai kopi lokal telah banyak hadir di hampir setiap sudut kota Purwokerto, baik di pinggir jalan, sekitaran kampus, hingga mal.
"Hampir dipastikan juga generasi milineal menjadi salah satu lokomotif atau pendorong pertumbuhan industri kopi di Indonesia karena lifestyle-nya (gaya hidup, red.) ini menarik bagi anak-anak muda generasi Y sama Z. Apalagi ekosistem teknologi yang mendukung aktivitas dua generasi ini di dalam menikmati kopi," katanya.
Selain itu, kata dia, saat sekarang ada startup yang bergerak di bidang kopi khususnya kopi lokal seperti Kopi Kenangan di Jabodetabek yang cita rasanya tidak kalah dengan kopi berlabel internasional meskipun harganya relatif lebih murah.
Menurut dia, semua itu menjadi tantangan bagi UMKM yang bergerak di bidang kopi terutama dalam memasarkan kopi lokal yang berkualitas.
Dalam kesempatan itu, dia memberikan contoh sejumlah merek kopi lokal berkualitas dari wilayah eks Keresidenan Banyumas yang mendapatkan pendampingan dari pemerintah kabupaten setempat maupun Kementerian Koperasi dan UKM, antara lain kopi Kailasa dan Kasmarandana binaan KPw BI Purwokerto bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
"Namun demikian, kualitas kopi yang bagus ini harus didukung dengan cara penyajian yang tepat, mulai dari bagaimana cara menggiling kopinya, temperatur airnya, dan sebagainya. Ini penting sekali karena di situlah titik penting kita merasakan nikmatnya kopi itu," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya menggelar kegiatan Home Brewing Class dengan menghadirkan Evani Jesslyn selaku Founder Strada Coffee.
Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya KPw BI Purwokerto dalam mengenalkan produk kopi di wilayah eks Keresidenan Banyumas.
"Sekaligus juga memberikan edukasi bagi penikmat kopi yang ingin lebih menguasai kopi, untuk belajar lebih menikmati kopi, serta memaksimalkan kualitas kopi," kata Samsun.
Kegiatan yang digelar secara virtual melalui Zoom tersebut diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai wilayah eks Keresidenan Banyuams yang terdiri atas pimpinan dan staf instansi pemerintah, pimpinan perbankan, dan pelaku UMKM kopi.