Sitaro (ANTARA) - Kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) diyakini mampu menghalau money politics (politik uang) yang kerap terjadi pada setiap Pemilu.
Demikian kesimpulan diskusi bertajuk Evaluasi Pengawasan Pemilihan Serentak 2020 Dalam Rangka Persiapan Pengawasan Pemilu Serentak 2024, Senin (4/10). Diskusi ini diselenggarakan Bawaslu Kabupaten Sitaro.
Ketua Dewan Adat Sitaro, Herry Lano mengemukakan, salah satu kearifan lokal itu ialah Mupalose (gotong royong) dapat diberdayakan untuk membantu pengawas Pemilu dalam upaya pencegahan pelanggaran, juga penanganan jika ditemukan dugaan pelanggaran.
"Yang terpenting ialah bagaimana menggerakkan modal sosial ini untuk membangun kesadaran kolektif untuk menolak dan melawan money politics," ujar Lano yang dikenal sebagai Assisten Pemerintahan Pemkab Sitaro.
Ketua Bawaslu Sitaro, Fidel Malumbot dalam materi pengantar diskusi mencontohkan kearifan lokal yang menjadi semboyan Sitaro yaitu Pakatiti Tuhema Pakanandu Mengena.
"Kecermatan menganalisa suatu fenomena dan ketepatan dalam bersikap, bertindak akan berkontribusi dalam mencegah, menggagalkan upaya membeli suara oleh pelaku politik uang," tandas Malumbot.
Diskusi diikuti tokoh adat, toko masyarakat, tokoh agama Kristen dan Islam, ormas pemuda. Hadir juga sejumlah camat dan kapolsek di wilayah Siau.
Selain menampilkan Ketua Dewan Adat, pengantar diskusi juga disampaikan Anggota KPU Sitaro Josep Salombe dan yang mewakili Kapolres Sitaro.
Narasumbe dan semua peserta diskusi sepakat menindaklanjuti hasil diskusi dengan langkah nyata mewujudkan penyelenggaraan Pemilu yang lebih berkualitas di Sitaro.
"Jika pergeseran tata nilai dan perilaku di sebagian kalangan sebagai ekses dari aktifitas di medsos, maka kita harus memperbaiki, mengembalikan pada keadaan semula melalui medsos juga," ujar Buyung Mangangue, aktivis komunitas pencinta alam Kompas.