Singapura (ANTARA) - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Kamis pagi, tetapi mempertahankan sebagian besar kenaikan hari sebelumnya setelah penarikan lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia.
Minyak mentah Brent turun 13 sen atau 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 75,33 dolar AS per barel pada pukul 01.28 GMT, setelah melonjak 2,5 persen pada hari sebelumnya.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir 12 sen atau 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 72,49 dolar AS per barel, setelah menetap 3,1 persen lebih tinggi pada Rabu (15/9/2021).
Stok minyak mentah dan bahan bakar AS turun tajam pekan lalu, karena penyulingan di wilayah Teluk AS dan fasilitas minyak lepas pantai masih dalam pemulihan dari Badai Ida, kata Badan Informasi Energi AS (EIA), Rabu (15/9/2021).
Persediaan minyak mentah turun 6,4 juta barel dalam seminggu yang berakhir 10 September menjadi 417,4 juta barel, kata EIA, dibandingkan dengan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 3,5 juta barel.
"Data tersebut mengikuti peringatan dari Badan Energi Internasional bahwa pasokan yang hilang akibat badai di Teluk Meksiko akan mengimbangi kenaikan pasokan dari OPEC," kata analis dari ANZ Research dalam sebuah catatan pada Kamis.
Badai tersebut menyebabkan penurunan pasokan global untuk pertama kalinya dalam lima bulan tetapi pasar akan mulai mendekati keseimbangan pada Oktober karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia, sebuah kelompok yang disebut OPEC+, melaksanakan rencana untuk meningkatkan pasokan.
Namun, perusahaan-perusahaan energi Teluk AS telah dapat dengan cepat memulihkan layanan pipa dan listrik setelah Badai Nicholas melewati Texas, memungkinkan mereka menggandakan upaya-upaya guna memperbaiki kerusakan yang lebih signifikan dari Ida.
Nicholas menyebabkan banjir kecil dan pemadaman listrik di Texas dan Louisiana, di mana beberapa kilang masih offline setelah Badai Ida Kategori-4.
Badai sebelumnya menutup sebagian besar produksi minyak dan gas lepas pantai Teluk AS. Sekitar 30 persen dari produksi Teluk AS masih ditutup pada Rabu (15/9/2021), menurut Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan (BSEE) AS.
Berita Terkait
Meski ada konflik Iran-Israel, harga BBM tak akan naik
Selasa, 16 April 2024 16:45 Wib
Dampak konflik Iran dan Israel, Mari Elka Pangestu ingatkan gejolak harga minyak
Senin, 15 April 2024 15:08 Wib
Warga Gorontalo rayakan Tumbilotohe dengan penuh makna
Minggu, 7 April 2024 8:29 Wib
Luhut komitmen tuntaskan pembayaran utang selisih harga minyak goreng
Senin, 25 Maret 2024 13:57 Wib
Wamendag Jerry Sambuaga optimis minyak goreng tak akan jadi langka
Sabtu, 19 Agustus 2023 12:17 Wib
Kejagung dalami peran Airlangga Hartarto di dugaan korupsi ekspor minyak sawit mentah
Selasa, 25 Juli 2023 6:13 Wib
Airlangga tidak hadir panggilan Kejaksaan terkait saksi korupsi ekspor minyak sawit
Selasa, 18 Juli 2023 20:02 Wib
Presiden Jokowi: MinyaKita untuk kebutuhan masyarakat bawah
Kamis, 13 April 2023 15:51 Wib