Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jatim meninjau pelaksanaan Hari Raya Paskah di sejumlah gereja di Kota Surabaya, Jumat.
"Kami yakin bahwa masyarakat Jawa Timur memberikan satu penghormatan terhadap seluruh ibadah dalam rangka menyambut paskah tahun ini. Mudah-mudahan semuanya bisa berseiring dengan upaya tetap membangun daerah yang guyub dan rukun," kata Khofifah saat meninjau Gereja Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya.
Khofifah juga berharap semua peribadatan yang akan berlangsung pada Jumat ini dan Sabtu (3/4) besok bisa berjalan dengan aman dan damai.
Bahkan, ia juga berharap semuanya bisa berseiring dengan saling menghormati antara yang satu dengan yang lainnya dan saling menghargai dan menghormati.
Sementara itu, Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan pihaknya ingin memberikan rasa aman dan nyaman bagi umat Kristiani dalam menjalani peribadatan. Bahkan, mereka juga meminta umat Kristiani tidak takut dan khawatir untuk menjalani peribadatan itu, sebab jajaran TNI-Polri sudah menyiapkan pengamanan yang ketat.
Eri menjelaskan bahwa pada Kamis (1/4), pihaknya sudah memantau sejumlah gereja bersama Forpimda Surabaya. Kemudian Senin ini memantau gereja bersama Gubernur Jatim dan Forpimda Jatim.
"Jadi, tadi kami melihat bagaimana protokol kesehatannya dan juga keamanannya dalam beribadah," kata Eri.
Ia juga memastikan sudah berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya untuk melakukan pengamanan di berbagai tempat di Surabaya. Apalagi saat ini hari libur juga, sehingga beberapa tempat dilakukan pengamanan.
"Tapi kami lebih konsen dengan tempat ibadah karena kami berharap ibadah Paskah bisa berjalan dengan lancar, aman dan nyaman," kata dia.
Vikjen Keuskupan Surabaya Romo Yosef Eko Budi Susilo menjelaskan dalam rangkaian perayaan Hari Raya Paskah kali ini, Gereja Katedral Hati Kudus Yesus membatasi jumlah umat yang mengikuti peribadatan. Jika biasanya tiap ibadat atau misa dihadiri hingga seribuan orang, kini hanya sampai 200 orang saja.
"Kami mengurangi kapasitas karena pandemi juga, ada yang masih takut ke gereja juga. Jadi, kami siarkan secara langsung lewat live streaming. Kami juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat," kata Romo Yosef.