Manado (ANTARA) - Legislator Manado, Dapil Wenang-Wanea, Lucky Datau, mengkritisi pembangunan talud, di Malalayang Satu Barat, yang longsor saat cuaca ekstrem melanda Manado, Sabtu dan menyebabkan dua nyawa melayang dan mendesak pemerintah menelusuri hal tersebut.
Personel komisi III DPRD Manado, menyayangkan talud yang baru dibangun September 2020 lalu itu, sudah longsor saat hujan deras yang mengguyur kota pekan lalu.
"Sangat disayangkan sekali, bagaimana bisa baru dibangun sudah menjadi seperti itu, sehingga menimbulkan kesan, proyek itu dikerjakan asal-asalan, harus ada pertanggungjawaban yang begini ini," katanya.
Padahal menurut Datau, proyek talud tersebut dibangun menggunakan uang rakyat, seharusnya dibuat baik, dengan memperhatikan mutu pekerjaan, supaya hasilnya terlihat.
Tetapi kenyataanya, kata Datau, malah belum beberapa bulan, bahkan masih dalam masa pemeliharaan, proyek senilai Rp390,4 juta itu, sudah rusak.
Apalagi akibat kerusakan talud itu, dua nyawa manusia sampai melayang, karena talud longsor menghantam bangunan milik warga dan dua penghuninya meninggal dunia, dimana salah satunya adalah guru SMA di Pineleng.
Karena itu, Datau mengatakan, akan mempertanyakan hal itu secara langsung kepada dinas PUPR, bagaimana proses pembuatannya, apakah pekerjaanya dilakukan dengan benar atau tidak dan hanya mementingkan keuntungan semata.
"Sebagai lembaga yang mengawasi jalannya pemerintahan termasuk pembangunan fisik, kami akan menggunakan hak tersebut untuk mempertanyakan hal itu kepada pemerintah dalam hal ini dinas PUPR Manado," tegasnya.
Selain itu, katanya untuk memastikan laporan warga itu, pihaknya akan memeriksa langsung di lapanga, supaya bisa memastikan itu adalah kebenaran atau hanya sekadar hoax saja. ***