Kota Manado sebagai Ibu Kota dari Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), masyarakatnya terdiri dari bermacam-macam suku, etnik, ras, bahasa, dan agama. Oleh karena itu masyarakat Kota Manado sering disebut dengan istilah masyarakat multietnik dan masyarakat multikultural. Artinya setiap kelompok etnik, terdapat mosaik budaya yang masih hidup dan berkembang di tengah-tengah lingkungannya dimana mereka tinggal dan menetap.
Disamping itu, masyarakat Kota Manado yang dikenal sangat agamais dengan aturan-aturan serta berbagai ciri warisan budaya khas dan nilai-nilai tradisional masih tetap terpelihara dan dipertahankan hingga saat ini. Kampung-kampung tradisional, tempat hidup dan tinggalnya masyarakat tradisional Kota Manado, menjadi daya tarik wisata yang menarik untuk dilihat dan dinikmati oleh wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.
Perkampungan tradisional di Kota Manado khususnya yang berasal dari etnik Minahasa, Sangihe Talaud (Satal), dan Bolaang Mongondow (Bolmong) di Sulawesi Utara mempunyai budaya tradisional yang khas sehingga memperkaya keragaman daya tarik wisata Kota Manado. Kondisi ini dapat dilihat pada beberapa bentuk dan jenis seni budaya daerah yang masih terpelihara di kelompok-kelompok etnik tersebut, seperti upacara adat, cerita rakyat, ungkapan tradisional, kearifan lokal, kesenian (seni tari, seni musik, dan seni rupa), agama dan kepercayaan, event, dan juga peninggalan sejarah dan kebudayaan.
Mekiwuka merupakan upacara adat orang Minahasa di Kota Manado yang berkembang dari etnik Borgo. Upacara adat Mekiwuka dilakukan dalam rangka memasuki taong baru (tahun baru) atau yang populer dikenal dengan kunci taong (kunci tahun) pada bulan januari, yakni permohonan kepada Tuhan agar dibukakan jalan untuk memperoleh banyak berkat dalam menjalani tahun yang baru. Upacara adat ini selalu dirangkaikan dengan atraksi budaya yang disebut cakaiba/sakaiba atau figura.
Sebagai kesenian rakyat, Figura berasal dari bahasa Latin yakni Figur atau Sosok. Kesenian rakyat ini telah muncul beberapa ratus tahun lalu dijazirah pesisir teluk Manado. Ditilik dari perjalannya figura merupakan seni budaya yang diadopsi dari kesenian Yunani Klasik. Seni ini lebih dekat dengan seni pantomim atau seni menirukan laku atau watak dari seorang tokoh yang dikenal atau diciptakan. Kesenian ini dibawa oleh pelaut Spanyol (conquistadores) yang singgah dan tinggal disekitar pelabuhan Manado. Figura merupakan kesenian yang dapat menghadirkan dramaturgi pendek terhadap sosok atau perilaku tokoh-tokoh yang dianggap berperan dalam mengisi tradisi baik buruk dari sosok dan watak manusia.
Figura oleh masyarakat Kota Manado saat ini diselenggarakan dalam bentuk festival pada setiap minggu ke-4 bulan januari sebagai pesta kunci taong (tahun) dan dilombakan dengan sajian figur dalam rangkaian cerita berupa komedi atau targedi melalui dioalog ataupun pantomim. Festival figura ini juga dimeriahkan dengan pertunjukkan cakalele (tarian perang) dan tarian katrili serta penampilan musik bambu dan drumband. Peserta festival figura diikuti oleh utusan dari kelurahan dan kelompok lainnya se-Kota Manado serta dari luar Kota Manado.
Festival figura diselenggrakan sebagai upaya Pemerintah Kota Manado lewat Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan dalam rangka menggalakan industri pariwisata Kota Manado menuju Manado sebagai kota pariwisata dunia berdasarkan visi "Manado Kota Model Ekowisata" (MKME). Selain menjadi sarana untuk melestarikan budaya Kota Manado, festival figura sudah menjadi agenda atraksi wisata unggulan yang di kemas dalam kelendar of events (kalender kegiatan) pariwisata Kota Manado dan di gelar setiap tahun.
Promosi pariwisata adalah segala cara atau usaha untuk memajukan kepariwisataan yang beranjak dari produk yang sudah ada dan cocok untuk ditingkatkan penjualannya pada wisatawan. Promosi pariwisata dilakukan untuk tujuan membentuk citra dari pariwisata itu sendiri. Dalam membentuk citra tersebut ada bagian-bagian yang penting sebagai materi promosi, seperti daya tarik wisata yang antara lainnya adalah event (peristiwa).
Event festival figura dalam kepariwisataan Kota Manado merupakan salah satu materi dari promosi pariwisata Kota Manado, karena merupakan salah satu daya tarik wisata Kota Manado. Setiap digelarnya event festival figura selalu menarik tidak hanya bagi para pesertanya tapi juga bagi masyarakat penonton dan sponsor. Dengan demikian event festival figura menjadi sarana yang tepat untuk mempromosikan pariwisata Kota Manado.
Jika pada tahun 2012 ini, festival figura tidak di gelar, maka kesempatan emas untuk mempromosikan pariwisata Kota Manado guna memperkenalkan bentuk dan jenis budaya daerah kepada para pengunjung, gagal diraih.
Demikian pula dalam hal memelihara dan mempertahankan ciri warisan budaya khas dan nilai-nilai tradisional, dengan sendirinya tidak lagi terpelihara dan dapat dipertahankan. Termasuk strategi pemasaran pariwisata yang mencakup ide membangun image destinasi pariwisata yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Manado lewat Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan tidak akan terbangun,-
* Akademisi Pemerhati Pariwisata