Jakarta (ANTARA) - Kebutuhan bibit kelapa genjah yang tinggi, sementara jumlah pohon induk sangat terbatas membuat harga bibit tanaman perkebunan tersebut cukup di tingkat produsen benih.
Ketua Umum Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBTPI) Badaruddin Puang Sabang, menyebutkan harga bibit kelapa genjah varietas Padang Wangi mencapai Rp160.000 per batang dan kelapa genjah Nias serta Bali seharga Rp55.000 per batang.
"Itu merupakan harga resmi di tingkat penangkar berdasarkan perhitungan ongkos produksi, kondisi pasokan dan kebutuhan, dan lain-lain," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk menyikapi tingginya kebutuhan masyarakat terhadap kelapa genjah dan mencegah terjadinya penyebaran benih yang tidak bermutu para penyedia kelapa genjah telah melakukan pertemuan untuk membahas potensi yang ada.
Zulham pengelola kebun sumber benih dan penangkar bibit kelapa genjah Pandan wangi yang memiliki pembibitan di Binjai, Sumut, menyebutkan bibit kelapanya dijual dengan harga Rp160.000 per batang dalam polibag.
"Walaupun cukup mahal tapi permintaan terhadap bibit kelapa genjah Pandan Wangi cukup tinggi," ujarnya.
Sementara Made Sukra penyedia penyedia bibit kelapa genjah kuning Bali maupun Kelapa genjah kuning Nias, menyebutkan jika harga bibit dalam polibag sebesar Rp55.000 per batang dalam polibag.
Harga bibit kelapa yang dia tangkarkan juga relatif cukup tinggi karena besarnya permintaan swasta ataupun masyarakat.
"Buah kelapa genjah ini sering dimanfaatkan untuk kepentingan upacara dan untuk dijadikan kelapa muda karena rasanya yang spesifik," katanya.
Namun, Made Sukra mengakui penyediaan bibit kelapa genjah tidak mudah karena tingkat pertunasannya yang relatif rendah.
Menurut dia, tingkat keberhasilan menangkar butiran kelapa genjah hanya sekitar 50 persen, sementara panen dari kebunnya tidak seluruhnya digunakan untuk benih tapi juga untuk kepentingan konsumsi.